Bogor (Antaranews Megapolitan) - Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar kuliah umum Kemin Industri, di Kampus Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Rabu, membahas tentang industri pakan ternak Indonesia.

Dalam kuliah umum tersebut dipaparkan bahwa industri pakan ternak Indonesia terkendala bahan baku.

"Indonesia sebenarnya bisa menghasilkan industri pakan ternak yang sehat, aman dan berkelanjutan," kaya Wakil Dekan Fakultas Peternakan IPB, Dr Rudy Afnan.

Tapi, lanjutnya, bahan baku pakan ternak salah satunya jagung khusus ternak belum mencukupi untuk industri.

Kuliah Umum Kemin Industri bertemakan "Recent Issue in Feed Technology and Animal Nutrition for Healthy and Safe ?Animal Product" membahas lebih dalam tentang tantangan dan peluang industri pakan dalam negeri.

Menurut Rudy, selama ini ketersediaan jagung untuk bahan baku pakan hanya terdapat di beberapa wilayah di Indonesia dan hanya cukup untuk mencukupi kebutuhan wilayah tersebut saja.

Swasembada jagung ternak hanya ada di Sulawesi Selatan, ?Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Barat. Sementara sentra produksi pakan ternak ada di wilayah Sumatera Utara.

Kondisi ini menyebabkan biaya angkut bahan baku jagung ternak dari beberapa wilayah tersebut ke sentra produksi di Sumatera Utara relatif sangat mahal jika dibanding biaya mengimpor bahan baku dari luar negeri.

"Jika biaya angkut mahal, biasanya 20 persen dari total biaya dibebankan pada konsumen," katanya.

Sementara itu, lanjutnya, kebijakan larangan penggunaan antibiotics growth promoter (AGP) untuk pakan ternak ayam di Indonesia yang dikeluarkan pemerintah beberapa waktu lalu, memang harus didukung.

Hanya saja perlu dipikirkan, dicarikan penyediaan bahan pengganti AGP, yang selama ini belum bisa diproduksi dalam skala besar.

Ia mengatakan, bahan pengganti AGP sebenarnya bisa dengan `single factor` yakni herbal maupun probiotik. Namun, seperti yang dilakukan di IPB, baru mampu dibuat dalam skala laboratorium.

"Kemin Industry juga melakukan seperti yang dilakukan IPB hanya bedanya, Kemin sudah mampu memproduksi dalam skala industri," kata Rudy.

Kuliah umum yang difasilitasi Japfa Foundation menghadirkan para pakar dari Kemin Industry, diikuti pula oleh 200 peserta.

Para peserta ini terdiri dari dosen, pranata laboratorium pendidikan, mahasiswa mulai dari jenjang pendidikan S1, S2, dan S3 di Fakultas Peternakan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan RI.

Menurut Rudy, ?banyak hal yang diperoleh dari kuliah umum tersebut, di mana pengaplikasian modernisasi mengacu pada prinsip revolusi industri 4.0 pada dunia peternakan begitu cepat responnya.

"Diharapkan informasi dari kuliah umum bisa membuat akademika dengan industri lebih dekat. Karena kuliah umum ini juga mempertemukan akademika dengan `leading sector` di industri pakan ternak," kata Rudy.

Head of Japfa Foundation, Andi Prasetyo, menambahkan Japfa Foundation sebagai organisasi yang aktif menyuarakan pentingnya pendidikan ternak dan agrikultur, ikut berperan sebagai fasilitator antara Kemin Industry dan IPB.
Menurutnya, dukungan terhadap kegiatan ini merupakan salah satu bentuk dari komitmen dan perhatian Japfa Foundation terhadap pendidikan ternak dan agrikultur di Indonesia.

"Japfa Foundation bersama Kemin Industry percaya bahwa dengan semakin cepatnya era revolusi industri, hal tersebut dapat memberikan dampak di berbagai aspek perubahan paradigma dalam dunia peternakan yang saat ini memfokuskan pada kecepatan dan akurasi yang efektif dan efisien," katanya.

Berdasarkan hal tersebut, lanjutnya, diperlukan adanya informasi mengenai pengaplikasian modernisasi yang mengacu pada prinsip revolusi industri 4.0 pada dunia peternakan.

Informasi ini, lanjutnya, agar dunia peternakan Indonesia mampu bersaing, baik dalam skala nasional maupun internasional dan diharapkan informasi tersebut bisa menjadi faktor pendorong minat generasi muda agar terus berinovasi dalam dunia peternakan yang selaras dengan kemajuan teknologi saat ini.

"Kami berharap kegiatan kuliah umum ini dapat menghasilkan inisiasi kerja sama akademik di bidang pendidikan dan penelitian serta pengabdian pada masyarakat," katanya.

Selain itu, kerja sama juga diharapkan bertambahnya pengetahuan dan wawasan tentang perkembangan serta dinamika teknologi pakan dan nutrisi terkini.

"Serta terciptanya kesepahaman antar seluruh stakeholders terkait pengembangan teknologi pakan dan nutrisi terkini," kata Andi.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018