Cibinong, Bogor (Antaranews Megapolitan) - Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan akan berkolaborasi untuk mempromosikan kopi jenis robusta di Gunung Pancar, Kecamatan Babakan Madang.
"Daerah itu sebagai penghasil kopi terbesar di Jawa Barat untuk jenis robusta, dengan produksi sebanyak 2.844.528 kilogram per-tahun," kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Bogor, Irma Villayanti di Cibinong, Senin.
Menurut dia luas area tanam saat ini mencapai 6.059 hektare terdiri dari 408 hektare kopi jenis arabika dan 5.651 hektare robusta.
Dengan data rata-rata produksi 750-800 kilogram per-hektare. Dan sebenarnya belum mengarah ke produktivitas maksimal, dikarenakan hasil yang sesungguhnya seharusnya 1.500-2.000 kilogram per-hektare.
"Dan menurut data yang ada dengan capain tersebut memiliki artian dimana terdapat 40 kelompok tani yang menjadi binaan," katanya.
Namun dalam dunia usaha dengan adanya capai itu sudah menjadikan salah satu tolak ukur untuk melakukan promosi produk.
Selain itu, untuk meningkatkan produktivitas maka perlu adanya sistematik dan sinergisitas dengan Dinas Pariwisata.
Ini adalah sistematik untuk membuka peluang usaha agar tercapainya kemandirian dan penyegaran pada bidang pariwisata yang lebih luas.
Ia menambahkan dalam upaya ini sedang melakukan komunikasi (pembahasan) guna mencapai pada maksud utama yaitu menjadikan kampung wisata kopi.
Selain itu pada daerah Gunung Pancar menyajikan berbagai suasana alam dan pedesaan yang masih asri. Dimana juga terdapat penginapan dengan sistem pengolahan milik warga setempat.
"Ini sudah layak untuk melakukan populeritas dan pemerataan wisata dari hasil bumi. Setiap daerah punya dan cukup bagus pengelolaannya untuk menjadikan obyek wisata alam," katanya.
Lanjut Irma menjelaskan dalam situasi sekarang dimana gejolak ekonomi bermunculan, maka harus merubah siatematika pada ekonomi kreatif agar masyarakat kecil dapat tetap memiliki semangat.
Dengan adanya upaya itu dan bila tercapai maka akan ada modivikasi baru tentang pariwisata alam yang dapat berkembang.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Daerah itu sebagai penghasil kopi terbesar di Jawa Barat untuk jenis robusta, dengan produksi sebanyak 2.844.528 kilogram per-tahun," kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Bogor, Irma Villayanti di Cibinong, Senin.
Menurut dia luas area tanam saat ini mencapai 6.059 hektare terdiri dari 408 hektare kopi jenis arabika dan 5.651 hektare robusta.
Dengan data rata-rata produksi 750-800 kilogram per-hektare. Dan sebenarnya belum mengarah ke produktivitas maksimal, dikarenakan hasil yang sesungguhnya seharusnya 1.500-2.000 kilogram per-hektare.
"Dan menurut data yang ada dengan capain tersebut memiliki artian dimana terdapat 40 kelompok tani yang menjadi binaan," katanya.
Namun dalam dunia usaha dengan adanya capai itu sudah menjadikan salah satu tolak ukur untuk melakukan promosi produk.
Selain itu, untuk meningkatkan produktivitas maka perlu adanya sistematik dan sinergisitas dengan Dinas Pariwisata.
Ini adalah sistematik untuk membuka peluang usaha agar tercapainya kemandirian dan penyegaran pada bidang pariwisata yang lebih luas.
Ia menambahkan dalam upaya ini sedang melakukan komunikasi (pembahasan) guna mencapai pada maksud utama yaitu menjadikan kampung wisata kopi.
Selain itu pada daerah Gunung Pancar menyajikan berbagai suasana alam dan pedesaan yang masih asri. Dimana juga terdapat penginapan dengan sistem pengolahan milik warga setempat.
"Ini sudah layak untuk melakukan populeritas dan pemerataan wisata dari hasil bumi. Setiap daerah punya dan cukup bagus pengelolaannya untuk menjadikan obyek wisata alam," katanya.
Lanjut Irma menjelaskan dalam situasi sekarang dimana gejolak ekonomi bermunculan, maka harus merubah siatematika pada ekonomi kreatif agar masyarakat kecil dapat tetap memiliki semangat.
Dengan adanya upaya itu dan bila tercapai maka akan ada modivikasi baru tentang pariwisata alam yang dapat berkembang.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018