Bogor (Antaranews Megapolitan) - Mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Bogor memberikan penyuluhan tentang pertanian dan peternakan kepada masyarakat di Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat melalui program pendampingan di wilayah perbatasan.

Tengku Muhammad Bintang salah satu mahasiswa STPP Bogor dalam keterangan resmi yang diterima Antara di Bogor, Rabu, mengatakan ia bersama rekan-rekannya melakukan penyuluhan di Dusun Dua, Desa Badau.

"Pertama yang kami berikan penyuluhan tentang pencegahan penyakit, pemeliharaan unggas, dan KRPL atau kawasan rumah pangan lestari," kata Tengku.

Ia mengatakan ada dua rukun tetangga yang menjadi sasaran penyuluhan, yakni RT 1 dan RT 2, Dusun Dua, Desa Badau, sedangkan kegiatan itu dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan potensi pertanian di daerah itu.

Pemanfaatan potensi pertanian di desa tersebut, katanya, belum optimal, salah satu penyebabnya jumlah tenaga penyuluh yang terbatas. Hal itu mengakibatkan penyuluhan kurang optimal.

"Di wilayah ini hanya ada satu penyuluh yang menangani sembilan desa," katanya.

Tengku menyebutkan materi penyuluhan oleh timnya kepada mereka, yakni tentang penyakit pada unggas seperti avian influenza dan Newcastle Desease atau lebih sering disebut tetelo.

"Materi ini diberikan berdasarkan permasalahan yang sering dihadapi masyarakat sekitar, unggas mereka sering sakit, hingga ada yang mati," katanya.

Menurut dia, kematian yang dialami unggas milik warga, terutama ayam, lebih sering disebabkan oleh virus Newcastle Desease karena tidak terjaga dengan baik lingkungan kadang.

Kondisi kandang, katanya, dalam keadaan kotor dan tidak terawat dengan baik, sehingga banyak penyakit yang menyerang unggas yang dipelihara oleh warga.

Materi lainnya, berupa kawasan rumah pangan lestari (KRPL).

Ia menjelaskan tentang pentingnya pemanfaatan pekarangan rumah untuk penanaman sayuran, untuk dikonsumsi sendiri dan dipasarkkan, guna meningkatan pendapatan rumah tangga mereka.

Komoditas yang dapat ditanam di Desa Badau adalah sayuran yang setiap hari dikonsumsi, seperti sawi, tomat, kangkung, bayam, dan sayuran berumur genjah atau pendek lainnya.

"Selain itu juga tanaman obat maupun buah," katanya.

Ia menambahkan bermacam-macam model KRPL, seperti vertikultur dan tanam buah dalam pot.

Menurut Tengku, kegiatan tersebut mendapat respons positif masyarakat sekitar. Mereka dengan antusias memahami materi penyuluhan.

"Warga bersyukur dengan adanya penyuluhan. Mereka tersadar dengan potensi pertanian yang dimiliki Desa Badau," kata Tengku.

Harapan warga, katanya, program penyuluhan oleh mahasiswa tersebut sebagai langkah awal mengembangkan pemanfaatan potensi pertanian di desa setempat.

STPP Bogor mengerahkan 64 mahasiswanya untuk melaksanakan pendampingan di wilayah perbatasan melalui program dari Kementerian Pertanian.
 

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018