Bogor (Antaranews Megapolitan) - Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas penting dalam perikanan, baik dalam komersial, produksi, maupun segi konsumsi di kalangan masyarakat. Perkembangan budidaya terkendala dengan serangan penyakit ikan yang menjadi salah satu faktor pembatas.

Tahap larva merupakan fase yang memerlukan perhatian lebih dalam pemeliharaan ikan nila. Pada tahap ini ikan sangat rentan terhadap kematian atau angka mortalitasnya tinggi. Salah satu penyebabnya adalah penyakit Saprolegriasi atau penyakit white cotton growth yang disebabkan oleh jamur Saprotegnia sp.

Tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) mencoba untuk memecahkan permasalahan budidaya ikan nila ini. Mereka membuat bahan sintasan dari ekstrak batang pisang ambon. Mereka adalah Rudy Asa Nurafif, Agus Danu Prakoso, dan Zahrotul Amanah.

“Ide awal gagasan ini adalah kami melihat perikanan budidaya di Indonesia masih belum optimal. Kami mencari titik permasalahan apa yang menjadi perhatian pada setiap petani budidaya. Ternyata larva ikan adalah tahap yang sangat rentan karena adanya faktor patogen yang menyerang dan menjangkit larva ikan. Dari sinilah muncul ide untuk mencari solusi bahan alam apa yang dapat mencegah pertumbuhan infeksi jamur pada tubuh ikan,” ujar Rudy, Ketua Tim.

Rudy dan kawan-kawan menggunakan batang pisang ambon sebagai peningkat sintasan atau ketahanan hidup bagi larva ikan nila. “Batang pisang ambon merupakan limbah yang tidak termanfaatkan akan tetapi berguna bagi kesehatan. Ekstrak batang pisang terbukti mengandung saponin, tanin, steroid, flavonoid, hidroquinon dan triterpenoid yang bisa menghambat tumbuhnya jamur,” kata Rudy.

Di bawah bimbingan Dr. Majariana Krisanti, S.Pi, M.Si, staf pengajar di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, ketiga mahasiswa tersebut melakukan penelitian dengan judul ‘Efektivitas Ekstrak Batang Pisang Ambon (Musa paradisiaca) sebagai Suplemen Peningkat Sintasan dan Pertumbuhan Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)’, yang disingkat menjadi “Eta Pisan”. Eta Pisan termasuk Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian Eksakta Tahun 2018.

Rudy dan kawan-kawan berharap bahan alam berupa batang pisang ambon yang umumnya jarang dimanfaatkan dan cenderung disia-siakan dapat termanfaatkan lebih maksimal untuk perikanan budidaya. “Kami juga berharap melalui penelitian ini angka mortalitas pada stadia larva ikan nila dapat menurun, produksi pascapanen ikan nila dapat meningkat dan tercipta produk bahan atau suplemen yang dapat digunakan untuk meningkatkan sintasan pada stadia larva ikan,” tambah Rudy. (NIRS/ris)

Pewarta: Oleh: Humas IPB/Rudy Asa Nurafif dan Tim

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018