Cikarang, Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, masih menjadi primadona bagi para investor untuk menanamkan modal dengan realisasi investasi yang terus meningkat.
"Jika melihat capaian realisasi investasi tiap tahun, Bekasi masih menjadi primadona," kata Kepala Bidang Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Bekasi Zaki Zakarianya di Cikarang, Rabu.
Menurut dia, meski mengalami penurunan dari Rp56,605 triliun pada 2016 menjadi Rp52,843 triliun pada 2017, namun angka tersebut masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain.
"Kami masih yang terbesar di Jawa Barat, bahkan untuk skala nasional," katanya.
Zaki menyatakan angka investasi Rp52,843 triliun tersebut dihasilkan dari sektor penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp26,443 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) senilai Rp26,400 triliun.
"Pada 2016, PMA Rp41 triliun dan PMDN hanya Rp15 triliun. Ini menunjukkan investor dalam negeri menaruh kepercayaan yang tinggi kepada Bekasi," katanya.
Jumlah investasi tersebut terdiri atas 4.814 proyek berbagai skala yang didominasi oleh sektor industri manufaktur, otomotif, elektronik, dan properti."Dan itu mampu menyerap sebanyak 60.909 tenaga kerja," katanya.
Zaki melanjutkan dari sekitar 40 negara yang berinvestasi di Kabupaten Bekasi, didominasi empat negara yaitu Jepang, Korea, Tiongkok, serta Taiwan.
"Salah satu yang nilai investasinya besar tahun lalu adalah Tiongkok, dengan membangun pabrik mobil dan produk-produk baru dari negara itu," katanya.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi Jejen Sayuti menyambut baik capaian investasi di Kabupaten Bekasi yang tidak lepas dari baiknya iklim investasi di Bekasi.
Meski begitu, meningkatnya investasi harus dapat dinikmati masyarakat secara keseluruhan sebab pesatnya industri saat ini hanya dinikmati oleh masyarakat sekitar kawasan industri.
"Banyaknya pabrik, banyaknya warga pendatang, itu tidak masalah. Namun warga pribumi juga harus menikmati hasilnya. Kemudian yang tidak kalah penting, meningkatnya investasi jangan melenceng dari tata letak kota, jangan sampai menggerus wilayah hijau," katanya.
Eksistensi Kabupaten Bekasi sebagai sentra produksi nasional ditunjukkan oleh keberadaan kawasan industri yang luas, sedikitnya ada tujuh kawasan industri besar yang terletak di Kabupaten Bekasi yaitu?Jababeka, MM 2100, Delta Mas, Lippo Cikarang, Hyundai, EJIP, dan Bekasi Fajar.
Ketua Asosiasi pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Bekasi Sutomo mengatakan perusahaan yang sudah melakukan ekspansi tahun ini pada umumnya adalah perusahaan manufaktur, sementara untuk industri garmen didominasi oleh penambahan jumlah industri.
"Saat ini penjualan tanah di kawasan industri semakin meningkat, bukan hanya perluasan tetapi juga penambahan jumlah industri," katanya.
Menurut dia, permintaan areal pabrik di sejumlah kawasan industri di Jawa Barat meningkat tajam?menyusul semakin banyaknya investor asing yang masuk dan menanamkan investasinya ke Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Bekasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Jika melihat capaian realisasi investasi tiap tahun, Bekasi masih menjadi primadona," kata Kepala Bidang Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Bekasi Zaki Zakarianya di Cikarang, Rabu.
Menurut dia, meski mengalami penurunan dari Rp56,605 triliun pada 2016 menjadi Rp52,843 triliun pada 2017, namun angka tersebut masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain.
"Kami masih yang terbesar di Jawa Barat, bahkan untuk skala nasional," katanya.
Zaki menyatakan angka investasi Rp52,843 triliun tersebut dihasilkan dari sektor penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp26,443 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) senilai Rp26,400 triliun.
"Pada 2016, PMA Rp41 triliun dan PMDN hanya Rp15 triliun. Ini menunjukkan investor dalam negeri menaruh kepercayaan yang tinggi kepada Bekasi," katanya.
Jumlah investasi tersebut terdiri atas 4.814 proyek berbagai skala yang didominasi oleh sektor industri manufaktur, otomotif, elektronik, dan properti."Dan itu mampu menyerap sebanyak 60.909 tenaga kerja," katanya.
Zaki melanjutkan dari sekitar 40 negara yang berinvestasi di Kabupaten Bekasi, didominasi empat negara yaitu Jepang, Korea, Tiongkok, serta Taiwan.
"Salah satu yang nilai investasinya besar tahun lalu adalah Tiongkok, dengan membangun pabrik mobil dan produk-produk baru dari negara itu," katanya.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi Jejen Sayuti menyambut baik capaian investasi di Kabupaten Bekasi yang tidak lepas dari baiknya iklim investasi di Bekasi.
Meski begitu, meningkatnya investasi harus dapat dinikmati masyarakat secara keseluruhan sebab pesatnya industri saat ini hanya dinikmati oleh masyarakat sekitar kawasan industri.
"Banyaknya pabrik, banyaknya warga pendatang, itu tidak masalah. Namun warga pribumi juga harus menikmati hasilnya. Kemudian yang tidak kalah penting, meningkatnya investasi jangan melenceng dari tata letak kota, jangan sampai menggerus wilayah hijau," katanya.
Eksistensi Kabupaten Bekasi sebagai sentra produksi nasional ditunjukkan oleh keberadaan kawasan industri yang luas, sedikitnya ada tujuh kawasan industri besar yang terletak di Kabupaten Bekasi yaitu?Jababeka, MM 2100, Delta Mas, Lippo Cikarang, Hyundai, EJIP, dan Bekasi Fajar.
Ketua Asosiasi pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Bekasi Sutomo mengatakan perusahaan yang sudah melakukan ekspansi tahun ini pada umumnya adalah perusahaan manufaktur, sementara untuk industri garmen didominasi oleh penambahan jumlah industri.
"Saat ini penjualan tanah di kawasan industri semakin meningkat, bukan hanya perluasan tetapi juga penambahan jumlah industri," katanya.
Menurut dia, permintaan areal pabrik di sejumlah kawasan industri di Jawa Barat meningkat tajam?menyusul semakin banyaknya investor asing yang masuk dan menanamkan investasinya ke Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Bekasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018