Bogor (Antaranews  Megapolitan) - Indonesia dengan jumlah penduduknya mencapai 200 juta jiwa menempati posisi ke empat negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Tidak dapat dipungkiri, dengan banyaknya jumlah penduduk menyebabkan jumlah sampah di Indonesia semakin meningkat. Berdasarkan tulisan yang dilansir dalam website menlhk.go.id, salah satu jenis sampah dengan komposisi terbesar adalah sampah organik, yakni sekitar 60% dari 64 juta ton yang dihasilkan di Seluruh Indonesia dalam satu tahun.

Guna mengatasi permasalahan tersebut, tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yakni Yohanes Bernadino, Nalendra Bagus, dan Muhammad Ryan menggagaskan ide mengolah limbah kulit pisang sebagai sampah organik menjadi kerajinan. Ide tersebut dituangkan dalam Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM PE) dengan judul “Biosintesis Nanoselulosa dari Limbah Kulit Pisang sebagai Alternatif Bahan Baku Kerajinan Berbasis Kulit Hewan” yang dibimbing oleh Dr. Akhiruddin Maddu.

“Alasan kita memilih limbah kulit pisang karena kulit pisang termasuk limbah yang jumlahnya paling banyak dibuang oleh masyarakat. Jadi, kita mengolah limbah pisang itu untuk dijadikan kerajinan,” tutur Nalendra.

Tahap yang dilakukan untuk recycle limbah kulit pisang menjadi kerajinan dimulai dengan pemilihan limbah kulit pisang untuk selanjutnya dikompres menggunakan hidrolic press. Berikutnya diuji coba dengan beberapa bakteri hingga diperoleh lembaran nata untuk diproses menjadi kerajinan. Proses pengubahan limbah pisang menjadi lembaran seperti nata memakan waktu kurang lebih 20 hari dengan limbah yang dibutuhkan sekitar 500 gram untuk sekali pengolahan. Durasi pengolahan yang cukup lama tersebut bergantung pada ketebalan limbah yang diolah dan proses inkubasi yang dilakukan.

“Setelah diperoleh lembaran nata yang tipis, selanjutnya bisa diproses menjadi kerajinan diantaranya berupa dompet. Ide kreatif ini telah mengubah limbah pisang yang tidak berguna menjadi bernilai ekonomi,” lanjut Nalendra.

Dengan olah limbah pisang tersebut, Tim PKM ini berharap dapat mengurangi jumlah sampah organik yang terbuang menjadi barang bernilai ekonomi, terutama masyarakat Indonesia yang mengonsumsi pisang dalam jumlah banyak.

“Masyarakat awam juga bisa mengolah limbah pisang menjadi kerajinan seperti dompet ini. Jika dalam penelitian kami, limbah pisang dikompres menggunakan hyrdolic press, maka para pengrajn bisa mengompres limbah pisang menggunakan batu,” tambah Yohanes.

Ide unik dari Yohanes dan timnya tersebut dapat menjadi referensi dan inovasi baru bagi para pengrajin di Indonesia dan tidak bergantung lagi pada kulit hewan untuk dijadikan kerajinan.

“Kalau biasanya membuat dompet menggunakan kulit hewan, dengan inovasi limbah pisang ini masyarakat tidak harus lagi mengambil kulit hewan. Tapi bisa memanfaatkan limbah pisang yang terbuang untuk dijadikan barang yang bernilai ekonomi,” tutup Yohanes. (NIN/Zul)

Pewarta: Oleh: Humas IPB/Yohanes Bernadino dan Tim

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018