Bogor (Antaranews Megapolitan) - Menteri Koordinator Bidang Hukum dan Keamanan (Menkopolhulam) Wiranto mengatakan, persoalan kalah atau menang di dalam Pilkada adalah soal biasa, bagi yang kalah dapat menerima secara kesatria. 
   
"Cuma saya wanti-wanti dari awal, kalah menang soal biasa. Yang kalah anggap saja ini kemenangan yang tertunda, lima tahun lagi masih ada kesempatan," kata Wiranto usai meninjau TPS 07 Taman Malabar, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, Rabu. 
   
Wiranto meninjau dua TPS di Kota Bogor, untuk melihat secara langsung pelaksanaan pemungutan suara Pilkada serentak 2018 berjalan aman, damai, dan kondusif. 
   
Saat ditanya soal upaya antisipasi menghadapi gangguan pascapemungutan suara, dengan adanya pihak yang kalah dan menang. Menurut Wiranto, sudah ada sistem dan aturan yang mengatur hal itu. 
   
Hanya saja, lanjutnya, pihak yang kalah dapat menerima kekalahan secara kesatria, tidak perlu mengamuk, tidak perlu kecewa, karena akan ada kesempatan lagi. 
   
"Contohnya saya juga kalah kok. Berkali kalah yah, tidak apa-apa kan saya masih hidup, masih bisa berkhitmad untuk negeri ini. Saya kan pernah kalah di capres dan cawapres, ya tidak ada masalah," kata Wiranto. 
   
Menang atau kalah, lanjut Wiranto, yang terpenting adalah bisa melihat negeri damai, aman dan berkitmad, setiap warga negara bisa ikut ambil bagian dari pengabdian di negeri ini. 
   
"Kalau setiap kalah ngamuk, setiap kalah kecewa, setiap kalah mutung, setiap kalah membenci orang, ya negeri ini apa jadinya," kata politikus Indonesia ini. 
   
Ia mengatakan pula, perselisihan yang terjadi setelah Pilkada justru akan menjauhkan negeri ini dari persatuan dan kebersamaan, serta menghilangkan toleransi yang telah tercipta. 
   
"Kalau persatuan, kebersamaan dan toleransi hilang, negeri ini jadi tidak aman lagi," katanya. 
   
Wiranto menyebutkan, dari tinjauan yang dilakukannya, serta berdasarkan laporan yang diterimanya, pelaksanaan Pilkada serentak 2018 di 171 daerah, 17 provinsi memilih gubernur, dan 154 kota/kabupaten berjalan damai. 
   
"Tidak usah tegang. Ini situasi damai, kita seperti camping saja, seperti kita tamasya. Tamasya politik," katanya. (ANT/BPJ).

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018