Nizhny Novgorod, Rusia (Antaranews Megapolitan/Reuters) - Lionel Messi siap untuk menebus kesalahan saat menghadapi Kroasia.
Tersengat oleh kegagalannya mencetak gol saat eksekusi penalti dan menghindari hasil imbang yang mengecewakan melawan Islandia, pemain depan sekaligus kapten tim Argentina Lionel Messi siap untuk menebus kesalahannya dalam pertandingan lanjutan Grup D Piala Dunia melawan Kroasia pada Kamis.
Tapi Kroasia pun melangkah ke permainan itu dalam suasana hati yang tenang dan bersemangat setelah mereka menang 2-0 atas Nigeria, dan Kroasia telah siap untuk menambah rasa frustrasi Messi yang gagal mereplikasi kecemerlangan karirnya di klub Barcelona ke panggung internasional Piala Dunia.
Setelah memimpin Argentina yang harus menelan kekalahan tragis pada final Piala Dunia empat tahun lalu oleh Jerman, Messi yang segera berusia 31 tahun dalam beberapa hari ke depan dan bisa jadi kali ini merupakan pentas Piala Dunia terakhirnya. Dia harus memenangkan kompetisi ini untuk menyaingi sesama pemain hebat Diego Maradona agar dikenang abadi oleh rekan-rekannya.
Pelatih Kroasia Zlatko Dalic tanpa malu-malu lagi akan meminta gelandang Ivan Rakitic -- rekan satu tim Messi di Barcelona - agar mendapatkan ide dan taktik untuk menghentikan Messi.
"Saya akan menggunakan semua informasi yang saya bisa dapatkan," katanya seraya menyatakan Rakitic sebagai "asisten" sementara sebelum pertandingan.
"Tidak ada cara sempurna untuk menghentikan Lionel Messi ... dia adalah pemain terhebat di dunia. Tapi sementara satu pemain hebat dapat membuat hasil yang bagus, tim yang hebat melakukan pekerjaannya dengan jauh lebih baik ... Kami akan melangkah ke pertandingan sedikit lebih rileks dari mereka."
Mereka yang mengikuti dengan cermat kualifikasi goyah Argentina untuk menuju Piala Dunia Rusia tidak begitu terkejut dengan hasil imbang melawan Islandia, dan tidak mengharapkan mereka untuk menundukkan Kroasia meskipun mereka memiliki banyak pemain dengan bakat individu.
Untuk alasan yang sulit dimengerti, mereka tampak lamban dan kurang kreatif di sepanjang tahun kepelatihan Jorge Sampaoli meski tetap membanggakan Messi dan nama-nama besar lainnya seperti Paulo Dybala, Gonzalo Higuain, Sergio Aguero dan Angel Di Maria.
"Kami akan belajar dari apa yang terjadi dan kami harus memiliki kekuatan untuk memenangkan pertandingan berikutnya," kata Sampaoli setelah kekalahan Islandia, berusaha membangkitkan timnya ke dalam kebesaran kolektif.
Namun demikian, Argentina sudah berpuasa selama 32 tahun sejak terakhir memenangkan Piala Dunia dan 25 tahun terakhir sejak meraih trofi Copa America pada tahun 1993.
Sementara Kroasia tidak kekurangan pemain berkualitas tinggi. Selain Rakitic, mereka juga memiliki Luka Modric yang berbakat di lini tengah, dan penyerang dengan naluri mencetak gol tinggi Mario Madzukic di lini depan.
Dengan skuad terkuat mereka selama bertahun-tahun dan di posisi terdepan dalam grup, Kroasia bermimpi untuk menyaingi kemenangan tahun 1998, ketika mereka mencapai semifinal Piala Dunia dan berakhir di urutan ketiga setelah menang 2-1 atas Belanda di babak playoff.
Penerjemah: J. Suswanto/I. Suhirwandi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Tersengat oleh kegagalannya mencetak gol saat eksekusi penalti dan menghindari hasil imbang yang mengecewakan melawan Islandia, pemain depan sekaligus kapten tim Argentina Lionel Messi siap untuk menebus kesalahannya dalam pertandingan lanjutan Grup D Piala Dunia melawan Kroasia pada Kamis.
Tapi Kroasia pun melangkah ke permainan itu dalam suasana hati yang tenang dan bersemangat setelah mereka menang 2-0 atas Nigeria, dan Kroasia telah siap untuk menambah rasa frustrasi Messi yang gagal mereplikasi kecemerlangan karirnya di klub Barcelona ke panggung internasional Piala Dunia.
Setelah memimpin Argentina yang harus menelan kekalahan tragis pada final Piala Dunia empat tahun lalu oleh Jerman, Messi yang segera berusia 31 tahun dalam beberapa hari ke depan dan bisa jadi kali ini merupakan pentas Piala Dunia terakhirnya. Dia harus memenangkan kompetisi ini untuk menyaingi sesama pemain hebat Diego Maradona agar dikenang abadi oleh rekan-rekannya.
Pelatih Kroasia Zlatko Dalic tanpa malu-malu lagi akan meminta gelandang Ivan Rakitic -- rekan satu tim Messi di Barcelona - agar mendapatkan ide dan taktik untuk menghentikan Messi.
"Saya akan menggunakan semua informasi yang saya bisa dapatkan," katanya seraya menyatakan Rakitic sebagai "asisten" sementara sebelum pertandingan.
"Tidak ada cara sempurna untuk menghentikan Lionel Messi ... dia adalah pemain terhebat di dunia. Tapi sementara satu pemain hebat dapat membuat hasil yang bagus, tim yang hebat melakukan pekerjaannya dengan jauh lebih baik ... Kami akan melangkah ke pertandingan sedikit lebih rileks dari mereka."
Mereka yang mengikuti dengan cermat kualifikasi goyah Argentina untuk menuju Piala Dunia Rusia tidak begitu terkejut dengan hasil imbang melawan Islandia, dan tidak mengharapkan mereka untuk menundukkan Kroasia meskipun mereka memiliki banyak pemain dengan bakat individu.
Untuk alasan yang sulit dimengerti, mereka tampak lamban dan kurang kreatif di sepanjang tahun kepelatihan Jorge Sampaoli meski tetap membanggakan Messi dan nama-nama besar lainnya seperti Paulo Dybala, Gonzalo Higuain, Sergio Aguero dan Angel Di Maria.
"Kami akan belajar dari apa yang terjadi dan kami harus memiliki kekuatan untuk memenangkan pertandingan berikutnya," kata Sampaoli setelah kekalahan Islandia, berusaha membangkitkan timnya ke dalam kebesaran kolektif.
Namun demikian, Argentina sudah berpuasa selama 32 tahun sejak terakhir memenangkan Piala Dunia dan 25 tahun terakhir sejak meraih trofi Copa America pada tahun 1993.
Sementara Kroasia tidak kekurangan pemain berkualitas tinggi. Selain Rakitic, mereka juga memiliki Luka Modric yang berbakat di lini tengah, dan penyerang dengan naluri mencetak gol tinggi Mario Madzukic di lini depan.
Dengan skuad terkuat mereka selama bertahun-tahun dan di posisi terdepan dalam grup, Kroasia bermimpi untuk menyaingi kemenangan tahun 1998, ketika mereka mencapai semifinal Piala Dunia dan berakhir di urutan ketiga setelah menang 2-1 atas Belanda di babak playoff.
Penerjemah: J. Suswanto/I. Suhirwandi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018