Bogor (Antaranews Megapolitan) - Belasan mahasiswa asing Institut Pertanian Bogor (IPB) ikuti “Ngabuburit Bareng Bule 2018” bersama anak-anak yatim dan dhuafa dari desa Cikarawang, Dramaga Bogor di Kampus IPB Dramaga (27/5). Kegiatan yang diseleggarakan oleh Awardee Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) IPB dan Yayasan Arrohman ini menghadirkan 12 mahasiswa asing dari Malaysia, Myanmar, Vietnam, Philipina, Jepang dan Australia.

Mereka adalah Jazlyn Bon Ong Lim Yu dan Jizabelle Labrador Berja (Filipina), Kiyotaka Ikeda dan Takahashi Rina (Jepang), Khine Thazin Winn (Myanmar), Tran Thi My Hoa (Vietnam), Nur Fatin bt Ismail, Nur Syahirah bt Zainal Abidin, Nor Nadhia bt Che Amdilah, Nur Syafiqah Nadiah bt Mohammad Rafi dan Shahrini Bt Muzakir (Malaysia), Alana Griffiths dan Orlando Kirby-Knox (Australia).

Ngabuburit Bareng Bule 2018 ini merupakan bagian dari program pendidikan nonformal bahasa Inggris yang rutin dilaksanakan oleh Yayasan Arrohman dan Awardee LPDP.

“Setiap hari selasa, ada mahasiswa LPDP yang menjadi pengajar bahasa Inggris di Yayasan Arrohman Cikarawang. Bertepatan dengan bulan suci Ramadhan ini, selain mengajak anak-anak buka bersama, kami pertemukan mereka dengan mahasiswa asing,” ujar Buchori, Ketua Divisi Pengabdian Masyarakat LPDP IPB.

Menurutnya, kegiatan ini melatih keberanian mereka untuk berani berbicara dengan “bule’’. Selain itu, wawasan anak-anak tentang ragam budaya dan seni dari negara-negara lain juga bertambah.  Selain berbagi wawasan, mahasiswa asing ini juga bermain bersama anak-anak di lapangan rektorat IPB. Ada permainan estafet kelereng dan balap pingpong.

Jazlyn, gadis asal Manila ini mencontohkan kemiripan antara bahasa Indonesia dan bahasa Tagalog. Kemiripan ini memudahkan Jazlyn berkomunikasi saat studi di IPB.

“Di Filipina namanya Karabau di sini kerbau. Ako artinya aku atau saya. Banyak kata lain yang mirip artinya dengan bahasa Indonesia, tapi ada juga kata yang sama tapi punya makna yang beda. Misalnya “harapan kita” artinya adalah aku cinta padamu. Atau kata selamat yang artinya terima kasih,” ujarnya.

Sementara itu, Kyotaka Ikeda (19) mahasiswa asal Jepang ini juga memamerkan seni dan budaya negaranya. Kyo juga bercerita pengalamannya ikut berpuasa sehari penuh di bulan suci Ramadhan.

“Di Jepang saya jarang bertemu muslim, ada image negatif tentang Islam di sana. Tetapi setelah saya studi di Indonesia dan bertemu dengan banyak muslim, pandangan saya tentang Islam berubah. Saya bahkan ikut berpuasa penuh dari sahur hingga berbuka. Dari awal berpuasa hingga hari ini. Tidak ada alasan khusus, saya hanya ingin mencobanya saja,” ujar Kyo. Pengalaman Kyo ini akan ia ceritakan ke keluarganya bahwa muslim di Indonesia itu tidak seperti yang keluarganya khawatirkan.

Hal serupa juga diamini oleh Orlando dan Alana, mereka merasakan kebahagiaan dalam berbagi dan mengenal anak-anak Indonesia. “Di Australia banyak muslim walau saya tidak banyak mengenal. Di Indonesia saya banyak belajar dan mengenal tentang Islam seperti hari ini tentang puasa. Walau saya tidak ikut puasa, tapi saya menghormati mereka,” ujar Orlando.(zul)

Pewarta: Oleh: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018