Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Importir daging mengusulkan agar pemerintah memiliki stok kebutuhan daging nasional, seperti beras, demi menjaga kestabilan harga dan jaminan ketersediaan pasukan bagi masyarakat.

"Layaknya beras, daging juga perlu ada stok nasionalnya supaya harga tidak melambung saat permintaan tinggi tidak sebanding ketersediaan pasokan," kata Direktur Utama PT Suri Nusantara Jaya Dimas Wibowo di Bekasi, Sabtu.

Salah satu perusahaan yang mengimpor berbagai kebutuhan daging nasional tersebut meninjau ulang peristiwa melambungnya harga daging hingga Rp170.000 per kilogram sekitar lima tahun lalu.

"Kala itu pemerintah memberlakukan pembatasan kuota daging impor, padahal stok daging lokal tidak sebanding dengan permintaan konsumen. Akibatnya, harga melambung sangat tinggi," katanya.

Meskipun saat ini kebijakan pembatasan kuota daging impor tidak lagi diberlakukan, tapi menurut Dimas, pemerintah perlu mempertimbangkan usulan menyiapkan stok daging nasional layaknya beras.

"Itu bisa menjadi solusi jangka panjang sebagai upaya menjaga kestabilan harga daging sepanjang tahun. Jadi meskipun permintaan kerap naik pada momen-momen tertentu, harga bisa tetap stabil dikarenakan stoknya terjamin," ucapnya.

Salah satu momen yang berpotensi melambungkan harga daging ialah saat-saat menjelang Ramadan juga Idul Fitri.

"Pada saat-saat itu, permintaan konsumen bisa melonjak hingga tiga kali lipat," ucapnya.

PT Suri Nusantara Jaya yang mengimpor daging dari Australia, Amerika, Selandia Baru, dan India itu sudah mempersiapkan diri menyiapkan stok yang dijamin mencukupi hingga Idul Fitri nanti.

"Dengan ketersediaan stok yang memadai, kami beritikad tidak menaikkan harga meski permintaan naik. Harga Rp75.000-Rp90.000 per kilogram akan dipertahankan," ucapnya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018