Jakarta (Antaranews Megapolitan) - Sebanyak 95 tim yang berasal dari 44 perguruan tinggi mengikuti Kontes Robot Indonesia (KRI) Regional II yang diselenggarakan pada 10-12 Mei.
"Kontes robot ini jadi upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0," kata Intan Ahmad, Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), saat pembukaan final KRI Regional II di Universitas Tarumanagara, Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan, saat ini robot telah melekat dalam berbagai aktivitas manusia terutama ditunjang oleh internet of things (IoT).
Teknologi yang nyata tersebut harus dibuat sedemikian rupa agar menjadi menarik, dinamis dan tidak membosankan, yang mana dosen dan mahasiswa perlu dilibatkan bersama secara multidisiplin.
"Peserta harus mengeksplorasi kemampuannya dalam perancanangan, implementasi dan strategi serta harus mengembangkan ide-ide untuk dapat membuat dan merancang suatu wahana bergerak berbentuk robot dengan berbagai bentuk dan struktur dan kecerdasan".
Intan menambahkan para pemenang untuk tiap regional akan dipertemukan untuk mencari juara nasional. Kemudian para juara nasional akan dikirim ke tingkat internasional.
"Biasanya anak-anak kita, kalau di tingkat internasional juara. Tahun lalu, di Amerika Serikat juara umum. Tahun ini juga juara," ujarnya.
Rektor Universitas Tarumanagara, Agustinus Purna Irawan, mengatakan KRI Regional II diikuti perguruan tinggi yang ada di DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Sulawesi.
KRI sendiri terbagi dalam empat regional yaiu Regional I, Regional II, Regional III, dan Regional IV.
"Ini merupakan kali kedua, Untar menjadi tuan rumah. Pada 2014 lalu, Untar juga dipercaya menjadi tuan rumah untuk kegiatan yang sama," kata Agustinus.
KRI terdiri atas lima divisi yakni Kontes Robot Abu Indonesia, Kontes Robot Pemadam Api Indonesia, Kontes Robot Seni Tari Indonesia, Kontes Robot Sepakbola Indonesia (KRSBI) Humanoid, dan Kontes Robot Sepakbola Indonesia (KRSBI) Beroda.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Kontes robot ini jadi upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0," kata Intan Ahmad, Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), saat pembukaan final KRI Regional II di Universitas Tarumanagara, Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan, saat ini robot telah melekat dalam berbagai aktivitas manusia terutama ditunjang oleh internet of things (IoT).
Teknologi yang nyata tersebut harus dibuat sedemikian rupa agar menjadi menarik, dinamis dan tidak membosankan, yang mana dosen dan mahasiswa perlu dilibatkan bersama secara multidisiplin.
"Peserta harus mengeksplorasi kemampuannya dalam perancanangan, implementasi dan strategi serta harus mengembangkan ide-ide untuk dapat membuat dan merancang suatu wahana bergerak berbentuk robot dengan berbagai bentuk dan struktur dan kecerdasan".
Intan menambahkan para pemenang untuk tiap regional akan dipertemukan untuk mencari juara nasional. Kemudian para juara nasional akan dikirim ke tingkat internasional.
"Biasanya anak-anak kita, kalau di tingkat internasional juara. Tahun lalu, di Amerika Serikat juara umum. Tahun ini juga juara," ujarnya.
Rektor Universitas Tarumanagara, Agustinus Purna Irawan, mengatakan KRI Regional II diikuti perguruan tinggi yang ada di DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Sulawesi.
KRI sendiri terbagi dalam empat regional yaiu Regional I, Regional II, Regional III, dan Regional IV.
"Ini merupakan kali kedua, Untar menjadi tuan rumah. Pada 2014 lalu, Untar juga dipercaya menjadi tuan rumah untuk kegiatan yang sama," kata Agustinus.
KRI terdiri atas lima divisi yakni Kontes Robot Abu Indonesia, Kontes Robot Pemadam Api Indonesia, Kontes Robot Seni Tari Indonesia, Kontes Robot Sepakbola Indonesia (KRSBI) Humanoid, dan Kontes Robot Sepakbola Indonesia (KRSBI) Beroda.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018