Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Importir daging sapi di Kota Bekasi, Jawa Barat, mengatakan harga jual daging saat ini masib tetap stabil karena stok yang memadai hingga Lebaran 2018.
"Permintaan daging menjelang Ramadan 1439 Hijriah memang biasa mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat setiap tahunnya. Kendati demikian, harga daging diupayakan bisa tetap stabil karena stok yang memadai," kata Direktur Utama Suri Nusantara Jaya Dimas Wibowo di Bekasi, Jumat.
Menurut dia, saat ini gudang penyimpanan di Cikarang yang memiliki kapasitas tampung hingga 30.000 ton, masih terisi daging beku yang didatangkan dari Selandia Baru, Australia, India, dan Amerika.
"Per hari kami suplai ke sejumlah distributor sekitar 3.000 s.d. 4.000 ton. Namun, jumlah itu biasanya meningkat hingga tiga kali lipat jelang Ramadan nanti. Biasanya peningkatan dimulai H-2 Ramadan hingga hari pertama Ramadan," katanya.
Tren peningkatan permintaan juga akan kembali muncul menjelang Idulfitri. Namun, diperkirakan stok daging yang tersedia mencukupi hingga Idulfitri.
"Tidak hanya stok yang kami pastikan mencukupi, harga pun kami upayakan stabil seperti saat ini, yakni Rp75 ribu hingga Rp80 ribu per kilogram untuk daging beku. Sementara itu, daging segar lebih mahal harganya sebesar Rp90 ribu/kg," ucapnya.
Dimas mengatakan bahwa konsumen tanah air hingga saat ini cenderung lebih menyenangi daging sapi segar.
"Daging dalam kondisi beku cenderung lebih higienis sebab kuman lebih mudah tumbuh pada media daging yang lebih hangat, yakni daging segar," ucapnya.
Konsumen Syahrul Shaleh (34) mengatakan bahwa daging yang dibelinya juga sudah termasuk stok kebutuhan selama Ramadan.
"Biasa, sebelum Ramadan `kan suka `ngadain` `munggahan`, makanya beli daging sekalian 7 kilogram, " ucapnya.
Sebagai penikmat daging yang juga mengelola katering, dia berharap harga daging dapat terus dipertahankan stabil.
"Ya, toleransi maksimal Rp100 ribu/kg. Kalau lebih tinggi daripada itu, rasanya tidak wajar," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Permintaan daging menjelang Ramadan 1439 Hijriah memang biasa mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat setiap tahunnya. Kendati demikian, harga daging diupayakan bisa tetap stabil karena stok yang memadai," kata Direktur Utama Suri Nusantara Jaya Dimas Wibowo di Bekasi, Jumat.
Menurut dia, saat ini gudang penyimpanan di Cikarang yang memiliki kapasitas tampung hingga 30.000 ton, masih terisi daging beku yang didatangkan dari Selandia Baru, Australia, India, dan Amerika.
"Per hari kami suplai ke sejumlah distributor sekitar 3.000 s.d. 4.000 ton. Namun, jumlah itu biasanya meningkat hingga tiga kali lipat jelang Ramadan nanti. Biasanya peningkatan dimulai H-2 Ramadan hingga hari pertama Ramadan," katanya.
Tren peningkatan permintaan juga akan kembali muncul menjelang Idulfitri. Namun, diperkirakan stok daging yang tersedia mencukupi hingga Idulfitri.
"Tidak hanya stok yang kami pastikan mencukupi, harga pun kami upayakan stabil seperti saat ini, yakni Rp75 ribu hingga Rp80 ribu per kilogram untuk daging beku. Sementara itu, daging segar lebih mahal harganya sebesar Rp90 ribu/kg," ucapnya.
Dimas mengatakan bahwa konsumen tanah air hingga saat ini cenderung lebih menyenangi daging sapi segar.
"Daging dalam kondisi beku cenderung lebih higienis sebab kuman lebih mudah tumbuh pada media daging yang lebih hangat, yakni daging segar," ucapnya.
Konsumen Syahrul Shaleh (34) mengatakan bahwa daging yang dibelinya juga sudah termasuk stok kebutuhan selama Ramadan.
"Biasa, sebelum Ramadan `kan suka `ngadain` `munggahan`, makanya beli daging sekalian 7 kilogram, " ucapnya.
Sebagai penikmat daging yang juga mengelola katering, dia berharap harga daging dapat terus dipertahankan stabil.
"Ya, toleransi maksimal Rp100 ribu/kg. Kalau lebih tinggi daripada itu, rasanya tidak wajar," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018