Bogor, 16/1 (ANTARA) - Ulama Kota Bogor KH Firdaus mengemukakan bahwa Presiden RI keempat KH Abdurrahman "Gus Dur" Wahid merupakan sosok yang berperan besar dalam menyuburkan budaya toleransi, saling menghargai dan menghormati, kebersamaan dan persaudaraan sebagai sesama anak bangsa.

"Gus Dur telah mengajarkan bangsa ini betapa pentingnya toleransi dan kebersamaan dalam mencapai cita-cita bersama sebagai sebuah bangsa, sehingga Gus Dur juga perekat bangsa," kata KH Firdaus pengasuh Pesantren Nurul Huda Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanahsareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Keluarga Pesantren Nurul Huda dan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Tanahsareal pada Rabu menggelar "haul" ketiga KH Abdurrahman Wahid, yang dipusatkan di Aula Gedung Madrasah Ibtidaiyah pesantren tersebut.

Kegiatan tersebut dihadiri 50 orang peserta, terdiri atas guru-guru MI dan Pesantren Nurul Huda.

Selain itu, juga hadir puluhan pimpinan pesantren, majelis taklim, majelis dzikir dan aktivis pemuda.

Dalam kesempatan tersebut, para peserta membacakan dzikir dan tahlil, mengenang tiga tahun kepergian KH Abdurrahman Wahid.

Gus Dur wafat pada 30 Desember 2010 di RSCM Jakarta dan dikebumikan di kompleks Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

        
                          Tokoh besar
Pengasuh Pesantren Pegiat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Dr Ifan Haryanto mengemukakan, Gus Dur merupakan salah satu tokoh terbesar yang pernah dimiliki bangsa ini.

Peringatan haul yang digelar setiap tahun di berbagai penjuru Nusantara, kata dia, menunjukkan kecintaan tulus dan mendalam yang ditunjukkan bangsa ini terhadap sosok presiden ke-4 RI tersebut.

"Gus Dur memang telah pergi tiga tahun silam. Namun apa yang beliau ajarkan dan tinggalkan bagi bangsa ini bersifat abadi, tidak pernah mati. Bahkan Gus Dur tidak hanya berjasa bagi bangsa ini, tetapi juga bagi dunia Islam," katanya.

Sementara itu, Pengasuh Pesantren Bahrul Huda Tanahsareal H. Alwi mengatakan, Gus Dur merupakan guru bangsa yang memiliki jasa besar bagi terwujudnya demokrasi dan kedamaian di Indonesia.

Apa yang sudah disumbangkan Gus Dur bagi umat Islam dan bangsa Indonesia perlu diapresiasi.

Oleh karena itu, lanjut Alwi, setiap tahun pihaknya selalu menggelar haul Gus Dur. Hal tersebut tak lain sebagai bentuk apresiasi terhadap Gus Dur, sekaligus sebagai doa dan upaya untuk menginternalisasi berbagai yang diajarkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan pimpinan Harian Pesantren Al-Um Pagentongan, Ustadz Muhtadin menambahkan, generasi muda bangsa perlu belajar banyak dari almarhum Gus Dur dalam banyak hal.

"Gus Dur telah banyak memberikan pelajaran dan berjasa bagi bangsa ini. Tidak hanya soal toleransi dan demokrasi, namun juga menyangkut bagaimana bangsa ini membangun kemandirian, berdaya saing dan disegani bangsa-bangsa lain di dunia," katanya.

Pewarta:

Editor : Budisantoso Budiman


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013