Bogor (Antaranews Megapolitan) - Peringatan May Day di Kota Bogor, Jawa Barat berlangsung kondusif dan buruh memilih menggelar zikir akbar memperingati Isra` Miraj, Selasa.
"Hari buru di Bogor dipusatkan di Goodyear, menggelar zikir akbar diikuti 600 buru," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Bogor, Samson Purba.
Samson mengatakan sebelum peringatan May Day telah digelar dialog dengan sejumlah serikat pekerja buruh yang ada di Kota Bogor.
Pertemuan ini membahas agar peringatan buruh di Kota Bogor tidak dirayakan dengan aksi turun ke jalan, tetapi melakukan kegiatan yang lebih positif.
Himbuan ini juga disesuaikan dengan situasi Kota Bogor yang sedang menghadapi tahun politik yakni pemilihan wali kota dan wakil wali kota 2018.
"Ini disepakati oleh semua serikat pekerja. Kegiatan May Day digelar dengan kegiatan yang lebih positif," kata Samson.
Samson mengatakan terdapat lebih dari 8.000 pekerja padat karya di Kota Bogor, tergabung dalam 19 organisasi serikat pekerja.
Zikir akbar memperingati Isra Miraj dan May Day ini berlangsung di Masjid Al Ikhlas di lingkungan PT Goodyear, dihadiri sekitar 600 pekerja.
Zikir akbar tersebut menghadirkan penceramah Ustadz Alhabsi, dan qori KH Agus Burhanuddin, serta pimpinan dzikir Ustadz Ahmad Jurhani.
Selain zikir akbar, lanjut Samson, sektar 500 buruh dari Kota Bogor bergerak ke Jakarta untuk bergabung dalam aksi memperingati May Day.
"Kami juga memonitor keberangkatan mereka, guna memastikan semua bergerak ke Jakarta tidak mengganggu lalu lintas," katanya.
Menurutnya ada beberapa yang menjadi tuntutan para buruh pada peringatan May Day yakni hapuskan outsourching, cabut peraturan pemerintah Nomor 78 Tahun 2015, batasi pekerja asing dan hapuskan sistem magang.
Sementara itu, terkait kepatuhan membayar Upah Minimum Kota (UMK) di Kota Bogor saat yang mencapai Rp3.557.000. Dari 925 perusahaan yang ada, baru 70 persen yang membayar sesuai UMK sisanya 30 persen melakukan penangguhan.
"Kebanyakan perusahaan lokal yang baru proses tumbuh. Selama hubungan industrial pekerja dan perusahaan tetap terjaga, buruh tetap bisa bekerja," kata Samson.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Hari buru di Bogor dipusatkan di Goodyear, menggelar zikir akbar diikuti 600 buru," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Bogor, Samson Purba.
Samson mengatakan sebelum peringatan May Day telah digelar dialog dengan sejumlah serikat pekerja buruh yang ada di Kota Bogor.
Pertemuan ini membahas agar peringatan buruh di Kota Bogor tidak dirayakan dengan aksi turun ke jalan, tetapi melakukan kegiatan yang lebih positif.
Himbuan ini juga disesuaikan dengan situasi Kota Bogor yang sedang menghadapi tahun politik yakni pemilihan wali kota dan wakil wali kota 2018.
"Ini disepakati oleh semua serikat pekerja. Kegiatan May Day digelar dengan kegiatan yang lebih positif," kata Samson.
Samson mengatakan terdapat lebih dari 8.000 pekerja padat karya di Kota Bogor, tergabung dalam 19 organisasi serikat pekerja.
Zikir akbar memperingati Isra Miraj dan May Day ini berlangsung di Masjid Al Ikhlas di lingkungan PT Goodyear, dihadiri sekitar 600 pekerja.
Zikir akbar tersebut menghadirkan penceramah Ustadz Alhabsi, dan qori KH Agus Burhanuddin, serta pimpinan dzikir Ustadz Ahmad Jurhani.
Selain zikir akbar, lanjut Samson, sektar 500 buruh dari Kota Bogor bergerak ke Jakarta untuk bergabung dalam aksi memperingati May Day.
"Kami juga memonitor keberangkatan mereka, guna memastikan semua bergerak ke Jakarta tidak mengganggu lalu lintas," katanya.
Menurutnya ada beberapa yang menjadi tuntutan para buruh pada peringatan May Day yakni hapuskan outsourching, cabut peraturan pemerintah Nomor 78 Tahun 2015, batasi pekerja asing dan hapuskan sistem magang.
Sementara itu, terkait kepatuhan membayar Upah Minimum Kota (UMK) di Kota Bogor saat yang mencapai Rp3.557.000. Dari 925 perusahaan yang ada, baru 70 persen yang membayar sesuai UMK sisanya 30 persen melakukan penangguhan.
"Kebanyakan perusahaan lokal yang baru proses tumbuh. Selama hubungan industrial pekerja dan perusahaan tetap terjaga, buruh tetap bisa bekerja," kata Samson.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018