Bogor, 25/4 (Antara) - Pemerintah Indonesia menyiapkan program sosialisasi dan promosi yang bertujuan menegaskan bahwa kawasan Puncak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat sebagai kawasan pariwisata positif dan ramah bagi keluarga.

"Intinya, adalah penegasan bahwa Puncak itu tidak identik dengan yang dikenal `kawin kontrak` karena begitu banyak potensi ekonomi bernilai besar dari wisata alam berikut dampak ikutannya," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor Rahmat Surjana, di Bogor, Rabu pagi.

Pada kesempatan ramah tamah dengan 10 pebisnis dari Republik Yaman yang berkunjung ke Kabupaten Bogor pada Selasa (24/4) malam, ia mengemukakan bahwa sosialisasi itu direncanakan pada November mendatang yang diprogramkan oleh Kementerian Pariwisata Indonesia.

Sosialisasi dan promosi itu akan dilakukan ke Jeddah, Arab Saudi. "Kita datang langsung ke `jantung`-nya untuk menjelaskan dan meluruskan persepsi yang utuh mengenai kawasan Puncak," katanya didampingi Minister Counsellor KBRI Sana`a Abdul Mun`im, yang mengantar pebisnis negeri di jazirah Arab, kawasan Timur Tengah Benua Asia yang berbatasan dengan Oman di sebelah timur dan Arab Saudi di utara.

Rahmat Surjana menyebut "persepsi seutuhnya" tentang kawasan Puncak itu diperlukan agar wisatawan mancanegara mendapatkan informasi lebih lengkap, karena terkesan hanya sisi negatif yang lebih menonjol, seperti "kawin kontrak", padahal sisi positif dan potensi ekonominya tidak dicuatkan.

Ia bahkan mengungkapkan data adanya sirkulasi ekonomi Rp2 miliar per hari di kawasan Puncak dari jasa wisata.

"Itu berdasarkan laporan para pebisnis Timur Tengah yang membuka usaha di kawasan Puncak kepada kami di Disbudpar," katanya menegaskan.

Rincian peredaran uang Rp2 miliar per hari itu adalah akumulasi dari jasa cucian, masakan, transportasi seperti mobil dan ojek, dan jasa wisata lainnya.

"Jadi, fakta dan potensi bergulirnya ekonomi yang positif semacam itu malah tidak muncul," katanya.

Rahmat juga mengemukakan data bahwa pada 2017 dari kunjungan 7,3 wisatawan, sebanyak 300 ribu adalah dari mancanegara.

"Dari 300 ribu wisatawan asing itu, sebanyak 90 persen berasal dari Timur Tengah," tambahnya.

Pihaknya berharap dengan sosialisasi dan juga promosi dengan memberikan informasi yang lengkap dan utuh itu akan terus mendongkrak kunjungan wisata di seluruh wilayah Kabupaten Bogor, termasuk Puncak yang secara nyata sudah dikenal.

Minister Counsellor KBRI Sana`a Abdul Mun`im menambahkan bahwa meski Yaman saat ini masih dilanda konflik, namun kegiatan ekonomi tetap berjalan.

"Warga Yaman yang bergerak di kegiatan ekonomi `kan tidak hanya di dalam negeri saja, namun juga ada `diaspora` mereka yang di luar negeri," katanya.

Untuk itulah, KBRI Sana`a membawa pebisnis itu ke Kabupaten Bogor untuk menjajaki peluang investasi, termasuk di bidang wisata.

Kepala Seksi Kerja Sama Disbudpar Kabupaten Bogor, Reni Jumhartini menjelaskan bahwa delegasi dari Yaman itu selama 24-26 April bersinergi dengan kegiatan "Fam Trip" Disbudpar Kabupaten Bogor mengunjungi sejumlah objek wisata alam yang ada.

Objek wisata yang dikunjungi adalah "Eco Edu Tourism Forest" di Kecamatan Babakan Madang, air terjun Curug 7 Cilember, di Kecamatan Cisarua, Talaga Warna di Desa Tugu, Kecamatan Cisarua, Bukit Paralayang di Puncak yang menjadi pusat kegiatan olahraga paralayang, dan perkebunan teh Gunung Mas, yang merupakan kawasan agrowisata.

Pewarta: Andi Jauhary

Editor : Andi Firdaus


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018