Bogor (Antaranews Megapolitan) - Kondisi Telaga Sa`at yang terletak di Kecamatan Cisarua, Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kembali membaik setelah dilakukan normalisasi dan dipercantik menjadi destinasi wisata baru.
"Setelah normalisasi selesai, akan dilanjutkan dengan efektivitas kawasan Telaga Sa`at yang dilakukan Korem 061 bersama-sama BBWSCC dan Pemerintah Kabupaten Bogor," kata Danrem 061/Suryakancana, Kolonel Inf Mohamad Hasan usai pengukuhan Relawan Bela Alam di Telaga Sa`at, Minggu.
Pada Februari 2018, jajaran Korem 061/Suryakancana bersama 1.200 relawan gabungan dari anggota Polri, Satpol PP, unsur pemerintahan dan komunitas pencinta lingkungan melakukan aksi bersih-bersih di Telaga Sa`at.
Telaga Sa`at yang merupakan kawasan hulu DAS Ciliwung mengalami kerusakan lingkungan. Terjadi sedimentasi atau pendangkalan akibat gulma. Dari enam hektare luasa kawasannya, 80 persen telah menjadi daratan.
Sejak Februari hingga April ini upaya normalisasi terus dilakukan jajaran Korem 061/Suryakancana bersama-sama masyasakat dan komunitas. Hingga kini kondisinya 70 persen sudah kembali digenangi air.
"Upaya pengerukan masih terus dilakukan, sampai sekarang jalan air sudah terlihat semua. Telaga Sa`at bisa menampung lima juta kubik air," kata Hasan.
Sebagai kawasan serapan dan titik nol Sungai Ciliwung, Telaga Sa`at akan dipercantik dengan ditambah titik-titik lokasi foto, seperti penambahan tugu titik nol Ciliwung, lintasan jalan kaki dan jelajah kebun teh.
"Dalam waktu dekat ini kami akan paparkan kepada Bupati Bogor terkait penataan kawasan Telaga Sa`at," kata Hasan.
Hasan mengatakan pengelolaan kawasan Telaga Sa`at akan melibatkan semua pihak baik dari Korem 061, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Kemen-PUPR dan Pemerintah Kabupaten Bogor, serta melibatkan komunitas.
Pengelolaan secara terpadu ini untuk memastikan pemanfaatan Telaga Sa`at sebagai destinasi wisata baru dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.
"Jadi betul-betul kita kawal, walau dijadikan kawasan wisata, tapi pelestarian lingkungan tetap berjalan. Seperti tidak boleh banyak pedagang, areanya tetap besih dan hijau," kata Hasan.
Sementara itu, Kepala BBWSCC Kemen-PUPR Jarot Widyoko mengatakan normalisasi Telaga Sa`at dapat menjadi percontohan bagi normalisasi sejumlah situ yang ada di wilayah Kabupaten Bogor.
Ia mengatakan PUPR memiliki program untuk merevitalisasi sejumlah situ di wilayah Kabupaten Bogor yang akan dilaksanakan bulan Oktober mendatang.
"Ada 40 situ yang akan kita revitalisasi secara bertahap, hinga tahun 2019. Pengelolaan di Telaga Sa`at bisa jadi percontohan untuk situ-situ lainnya," kata Jarot.
Pengelolaan Telaga Sa`at sebagai destinasi wisata baru juga melibatkan dunia kampus salah satunya Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) yang akan mengerahkan mahasiswa untuk membuat pembangkit listrik dari tenaga air yang ada di telaga tersebut.
"Kami memiliki mahasiswa jurusan kelistrikan, UIKA bisa meneliti untuk mengembangkan listrik dengan memanfaatkan air yang ada di Telaga Sa`at," kata Rektor UIKA Ending Bahrudin.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Setelah normalisasi selesai, akan dilanjutkan dengan efektivitas kawasan Telaga Sa`at yang dilakukan Korem 061 bersama-sama BBWSCC dan Pemerintah Kabupaten Bogor," kata Danrem 061/Suryakancana, Kolonel Inf Mohamad Hasan usai pengukuhan Relawan Bela Alam di Telaga Sa`at, Minggu.
Pada Februari 2018, jajaran Korem 061/Suryakancana bersama 1.200 relawan gabungan dari anggota Polri, Satpol PP, unsur pemerintahan dan komunitas pencinta lingkungan melakukan aksi bersih-bersih di Telaga Sa`at.
Telaga Sa`at yang merupakan kawasan hulu DAS Ciliwung mengalami kerusakan lingkungan. Terjadi sedimentasi atau pendangkalan akibat gulma. Dari enam hektare luasa kawasannya, 80 persen telah menjadi daratan.
Sejak Februari hingga April ini upaya normalisasi terus dilakukan jajaran Korem 061/Suryakancana bersama-sama masyasakat dan komunitas. Hingga kini kondisinya 70 persen sudah kembali digenangi air.
"Upaya pengerukan masih terus dilakukan, sampai sekarang jalan air sudah terlihat semua. Telaga Sa`at bisa menampung lima juta kubik air," kata Hasan.
Sebagai kawasan serapan dan titik nol Sungai Ciliwung, Telaga Sa`at akan dipercantik dengan ditambah titik-titik lokasi foto, seperti penambahan tugu titik nol Ciliwung, lintasan jalan kaki dan jelajah kebun teh.
"Dalam waktu dekat ini kami akan paparkan kepada Bupati Bogor terkait penataan kawasan Telaga Sa`at," kata Hasan.
Hasan mengatakan pengelolaan kawasan Telaga Sa`at akan melibatkan semua pihak baik dari Korem 061, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Kemen-PUPR dan Pemerintah Kabupaten Bogor, serta melibatkan komunitas.
Pengelolaan secara terpadu ini untuk memastikan pemanfaatan Telaga Sa`at sebagai destinasi wisata baru dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.
"Jadi betul-betul kita kawal, walau dijadikan kawasan wisata, tapi pelestarian lingkungan tetap berjalan. Seperti tidak boleh banyak pedagang, areanya tetap besih dan hijau," kata Hasan.
Sementara itu, Kepala BBWSCC Kemen-PUPR Jarot Widyoko mengatakan normalisasi Telaga Sa`at dapat menjadi percontohan bagi normalisasi sejumlah situ yang ada di wilayah Kabupaten Bogor.
Ia mengatakan PUPR memiliki program untuk merevitalisasi sejumlah situ di wilayah Kabupaten Bogor yang akan dilaksanakan bulan Oktober mendatang.
"Ada 40 situ yang akan kita revitalisasi secara bertahap, hinga tahun 2019. Pengelolaan di Telaga Sa`at bisa jadi percontohan untuk situ-situ lainnya," kata Jarot.
Pengelolaan Telaga Sa`at sebagai destinasi wisata baru juga melibatkan dunia kampus salah satunya Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) yang akan mengerahkan mahasiswa untuk membuat pembangkit listrik dari tenaga air yang ada di telaga tersebut.
"Kami memiliki mahasiswa jurusan kelistrikan, UIKA bisa meneliti untuk mengembangkan listrik dengan memanfaatkan air yang ada di Telaga Sa`at," kata Rektor UIKA Ending Bahrudin.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018