Bogor (Antaranews Megapolitan) - Mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Bogor, Jawa Barat belajar berwirausaha dengan mengembangkan usaha ternak domba.

"Kami sudah memulai usaha ternak domba sejak 2017," kata Karto Sanjai Sembiring, salah satu mahasiswa STPP Bogor, Jumat.

Usaha ternak domba dikembangkan oleh Karto Sanjai Sembiring bersama rekan sekampusnya Fahmi Alfalah dan Khairunissa. Ternak domba yang dikembangkan masuk dalam program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP) yang dikenalkan oleh Kementerian Pertanian sejak 2016.

Menurut Sanjai, usaha ternak domba yang mereka jalankan bergerak di sektor penggemukan dan budidaya domba.

"Penggemukan untuk domba jantan, setelah itu dijual. Sedangkan untuk budidaya yang dipelihara domba betina, sebagai indukan," katanya.

Kelompok usaha ternak domba dilakukan selama dua periode yakni pertama bulan Mei sampai Agustus 2017, lalu periode kedua dimulai dari bulan Maret 2018.

Pada periode pertama, Sanjai, Fahmi dan Khairunissa berhasil membudidayakan 11 ekor domba yang terdiri atas delapan ekor domba bakalan, dan satu ekor domba indukan, serta dua ekor pedet.

Sanjai mengatakan untuk periode pertama, mereka mengeluarkan modal awal sebesar Rp11 juta lebih.

"Hasil penjualan periode pertama ini kami mendapatkan keuntungan sebesar Rp5,6 juta," katanya.

Berbekal pengalaman periode pertama, mereka kini mencoba peruntungan pada periode kedua dengan membudidayakan 15 ekor domba. Terdiri atas empat ekor bakalan, sembilan ekor indukan, dan dua ekor pedet.

Menurut Sanjai, modal usaha untuk periode kedua sedikit bertambah dari periode pertama yakni sebesar Rp12 juta.

Pada periode keduan ini, Sanjai belum pernah menjual domba maupun domba yang lahir dari indukan yang dikembangbiakkan.

"Harapannya di periode kedua ini kami bisa mendapat keuntungan lebih dari periode pertama," katanya.

Selama mengikuti program PWMP Sanjai, Fahmi dan Khairunissa pengalaman bagaimana mengelola usaha ternak domba. Belanjar merintis usaha, mulai dari mengatur modal serta ongkos produksi.

Selain itu, dari hasil budidaya tersebut keduanya juga belajar pemasaran hasil ternak yang mereka kembangkan.

Untuk domba, pemasaran menyasar masyarakat sekitar kampus, dan restoran yang berada di area kampus.

Domba biasa dicari masyarakat untuk keperluan aqiqah, atau untuk kurban pada hari Raya Idul Adha.

"Hari-hari biasa ini kami menjualnya ke restoran yang menjual daging domba sebagai menu utamanya," katanya.

Program PWMP lanjut Sanjai melatih mereka untuk mengembangkan agribisnis mulai dari pengadaan, pemeliharaan, dan pemasaran. Melatih jiwa wirausaha, menambah pengalaman kerja.

"Bersyukur bisa mengikuti program PWMP, kami belajar mensekmentasikan pasar juga," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018