Bogor (Antaranews Megapolitan) - Puskesmas Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat tekan angka anemia pada pelajar dengan memberikan suplemen tambah darah bagi ratusan pelajar putri dari sejumlah sekolah.

"Program ini sudah berjalan sejak 2016, tahun ini masih kami lanjutkan di tiga sekolah," kata Anindya Ratna Hapsari, Nutrisionis Puskesmas Bogor Timur, kepada Antara, Selasa.

Nindya menjelaskan program pemberian suplement tambah darah bagi remaja putri bertujuan untuk mencegah anemia pada remaja.

Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Kota Bogor, angka anemia cukup tinggi. 60 persen kematian ibu dan bayi dikarenakan anemia yang dialami para ibu hamil.

Anemia terjadi karena kekurangn zat besi. Anemia menyebabkan daya tahan tubuh menurun, mempengaruhi tingkat konsentrasi, daya tangkap menurun, dan karena anemia banyak pelajar yang pingsan saat upacara.

"Beberapa kasus yang kami temukan, seperti di SMPN 18, sering terjadi siswa pingsan saat upacara di sekolah," katanya.

Sebelum dilakukan pemberian obat, Puskesmas Bogor Timur melakukan penjaringan dengan memeriksa kadar HB (hemoglobin) pada pelajar. Salah satunya di SMPN 18. Dari 300 anak yang diperiksa, sekitar 45 persennya mengalami darah rendah yakni 11 gr/dL.

Menurut keterangan dari sekolah, kebanyakan anak-anak yang bersekolah berasal dari keluarga ekonomi rendah, sehingga tidak terbiasa sarapan sebelum berangkat sekolah.

Kondisi kekurangan darah ini menyebabkan tingkat konsentrasi anak dalam menyerap pelajaran juga berpengaruh.

Pada tahun 2016, program ini menyasar sekitar 800 pelajar dari dua sekolah yakni SMP PGRI 1 dan MAN 2 Kota Bogor.

Program berjalan selama satu tahun, seluruh pelajar diberi suplemen tambah darah. Tahun 2017 program ini diperluas jangkauannya menyasar 700 lebih anak dari tiga sekolah yakni PGRI 15, SMPN 18 dan SMK Bina Putra.

Langkah awal mencegah anemia pada pelajar dengan memberikan sosialisasi kepada guru sekolah. Sosialiasi berupa penjelasan pemberian suplemen tambah darah, serta tujuan dari program.

"Kami menjelaskan kepada guru manfaat dari kegiatan ini, apa efek sampingnya, dan bagaimana cara meminum suplementanya," katanya.

Ia mengatakan guru dan kepala sekolah dilatih sebagai tenaga pengawas yang akan mengontrol pemberian suplemen kepada pelajar. Setiap guru memegang kartu pemantau. Obat diminum setiap seminggu satu tablet, dan berlangsung selama satu tahun.

Setiap siswa wajib meminum suplement, dilaksanakan setiap hari Jumat di UKS sekolah.

Nindya mengatakan, selain memberi suplemen tambah darah. Puskesmas juga mengadvokasi sekolah untuk membiasakan anak didiknya untuk sarapan sebelum berangkat ke sekolah.

"Kami juga berikan pendampingan tentang gizi seimbang. Anemia juga berpengaruh karena pola makan yang tidak sehat, tidak menerapkan gizi seimbang," katanya.

Untuk tahap awal program pemberian suplemen tambah darah di SMP PGRI 1 dan MAN 2 berjalan baik. Saat ini rata-rata HB pelajar meningkat dari sebelumnya.

Selain dibiasakan mengkonsumsi suplemen tambah darah, pelajar juga diajarkan untuk biasakan diri mengkonsumsi makanan dengan menerapkan gizi seimbang, serta rutin minum air putih dengan membawa botol air minum ke sekolah.

Pada bulan Agustus 2017 Pemerintah Kota Bogor telah mencanangkan Bogor bebas anemia dengan menggelar gerakan pemberian suplemen tambah darah bagi remaja putri.

Pemberian suplemen tambah darah kepada remaja putri salah satu targetnya adalah untuk menurunkan angka kematian pada ibu dan bayi. Karena remaja putri merupakan cikal bakal ibu, dan potensi kurang darah lebih banyak terjadi pada perempuan.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018