Bogor (Antaranews Megapolitan) - Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Bogor, Jawa Barat menggandeng Asosiasi Bisnis Cabai Indonesia atau ABCI untuk bekerja sama dalam rangka mencetak lulusan yang unggul, siap pakai dalam sektor usaha cabai.
"Langkah awal kerja sama ini ABCI mengadakan presentasi kepada tenaga lapang STPP Bogor yang nantinya akan fokus di teaching farm dan teaching factory mendampingi mahasiswa," kata Wasisa Titi Ilham, Dosen STPP Bogor, Jumat.
Wasisa mengatakan, dari kegiatan itu bahwa nantinya akan ada 25 tenaga lapang yang akan dilibatkan dalam kegiatan tersebut.
"Selain itu STPP Bogor juga akan menyediakan lahan satu hektare untuk praktek tanam cabai," katanya.
Ia mengatakan pengolahan tanah akan dimulai pada minggu ketiga bulan April. Melalui kegiatan ini diharapkan pola pikir para tenaga lapang dapat berubah dan terpacu untuk mengembangkan bisnis komoditas cabai.
"Tadinya pola pikir tenaga lapang belum orietasi bisnis," katanya.
Menurutnya untuk mendapatkan produksi cabai yang bagus harus diikuti dengan pengolahan tanah yang sesuai dengan SOP.
Wasisa mengatakan kerja sama STPP Bogor dan ABCI ini melihat fenomena di masyarakat soal harga cabai yang berfluktuasi. Ketiga harga cabai naik masyarakat terbebani, tapi ketiga harga turun petani yang dirugikan.
Untuk menjaga hal tersebut STPP Bogor ingin berkontribusi dan mengambil peluang untuk mengembangkan produksi cabai.
"STPP Bogor sangat berpotensi untuk menjadi kawasan sentra hortikultura di Bogor," katanya.
Wasisa menambahkan adanya pengembangan tanam cabai tersebut diharapkan STPP Bogor menjadi lokasi eduwisata holtikultura di Kota Bogor.
Sekjen ABCI Abdul Hamid menyebutkan selama industri perbenihian cabai kekurangan sumber daya manusia yang berkompeten, dan menguasai soal perbenihan untuk bekerja di perusahaan.
Menurut Hamid keberadaan STPP Bogor adalah potensi yang sangat menjanjikan untuk menjawab kebutuhan SDM perbenihan cabai.
"Kami ingin mencetak lulusan STPP Bogor siap bekerja, handal, berkompeten dan membantu membangun karkater mahasiswa," katanya.
Ia mengatakan kerja sama ABCI dan STPP Bogor sebagai momen yang tepat karena tidak lama lagi peguruan tinggi di bawah Kementerian Pertanian tersebut akan bertransformasi menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor.
Politeknik ini menerapkan pola pendidikan dengan sistem "teaching farm` dan "teaching factory". Khusus untuk `teaching farm` sudah berjalan di STPP Bogor.
Hamid menambahkan komoditas pertama yang akan ditanam sebagai bentuk kerja sama antara STPP Bogor dan ABCI adalah komoditas cabai.
"Kami akan mendampingi dari mulai pengolahan tanah, sampai pemasaran hasil," katanya.
Untuk mendapatkan produksi cabai yang baik, penanam harus sesuai dengan SOP yang wajib untuk diterapkan, yakni melihat PH dan nutrisi tanahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Langkah awal kerja sama ini ABCI mengadakan presentasi kepada tenaga lapang STPP Bogor yang nantinya akan fokus di teaching farm dan teaching factory mendampingi mahasiswa," kata Wasisa Titi Ilham, Dosen STPP Bogor, Jumat.
Wasisa mengatakan, dari kegiatan itu bahwa nantinya akan ada 25 tenaga lapang yang akan dilibatkan dalam kegiatan tersebut.
"Selain itu STPP Bogor juga akan menyediakan lahan satu hektare untuk praktek tanam cabai," katanya.
Ia mengatakan pengolahan tanah akan dimulai pada minggu ketiga bulan April. Melalui kegiatan ini diharapkan pola pikir para tenaga lapang dapat berubah dan terpacu untuk mengembangkan bisnis komoditas cabai.
"Tadinya pola pikir tenaga lapang belum orietasi bisnis," katanya.
Menurutnya untuk mendapatkan produksi cabai yang bagus harus diikuti dengan pengolahan tanah yang sesuai dengan SOP.
Wasisa mengatakan kerja sama STPP Bogor dan ABCI ini melihat fenomena di masyarakat soal harga cabai yang berfluktuasi. Ketiga harga cabai naik masyarakat terbebani, tapi ketiga harga turun petani yang dirugikan.
Untuk menjaga hal tersebut STPP Bogor ingin berkontribusi dan mengambil peluang untuk mengembangkan produksi cabai.
"STPP Bogor sangat berpotensi untuk menjadi kawasan sentra hortikultura di Bogor," katanya.
Wasisa menambahkan adanya pengembangan tanam cabai tersebut diharapkan STPP Bogor menjadi lokasi eduwisata holtikultura di Kota Bogor.
Sekjen ABCI Abdul Hamid menyebutkan selama industri perbenihian cabai kekurangan sumber daya manusia yang berkompeten, dan menguasai soal perbenihan untuk bekerja di perusahaan.
Menurut Hamid keberadaan STPP Bogor adalah potensi yang sangat menjanjikan untuk menjawab kebutuhan SDM perbenihan cabai.
"Kami ingin mencetak lulusan STPP Bogor siap bekerja, handal, berkompeten dan membantu membangun karkater mahasiswa," katanya.
Ia mengatakan kerja sama ABCI dan STPP Bogor sebagai momen yang tepat karena tidak lama lagi peguruan tinggi di bawah Kementerian Pertanian tersebut akan bertransformasi menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor.
Politeknik ini menerapkan pola pendidikan dengan sistem "teaching farm` dan "teaching factory". Khusus untuk `teaching farm` sudah berjalan di STPP Bogor.
Hamid menambahkan komoditas pertama yang akan ditanam sebagai bentuk kerja sama antara STPP Bogor dan ABCI adalah komoditas cabai.
"Kami akan mendampingi dari mulai pengolahan tanah, sampai pemasaran hasil," katanya.
Untuk mendapatkan produksi cabai yang baik, penanam harus sesuai dengan SOP yang wajib untuk diterapkan, yakni melihat PH dan nutrisi tanahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018