Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Kementerian Agama Republik Indonesia masih dihadapkan dengan persoalan keterbatasan anggaran guna merealisasikan proyek rehabilitasi madrasah berikut pengadaan mebeulernya pada 2018.

"Rehabilitasi bangunan sekolah madrasah dan bantuan pengadaan mebeuler masih menjadi tantangan utama kita saat ini," kata Direktur Jendral Pendidikan Islam Kemenag RI Kamarudin Amin.

Hal itu disampaikannya usai membuka jalannya Ujian Sekolah Berstandar Nasional di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kelurahan Telukpucung, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin pagi.

Komarudin hadir di lokasi tersebut mewakili Menteri Agama Lukman Hakim untuk meninjau secara langsung penerapan tiga hal di sekolah tersebut, yakni Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional-Berbasis Komputer (UAMBN-BK) dan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

Dikatakan Komarudin, pada 2017, pihaknya telah merealisasikan rehabilitasi terhadap 1.000 bangunan sekolah madrasah serta pengadaan 1.500 ruang belajar baru di sejumlah sekolah madrasah negeri di Indonesia.

"Jumlah ini masih sangat terbatas. Sarana dan prasarana sekolah masih menjadi tantangan terbesar kita, khususnya untuk madrasah swasta," katanya.

Menurut dia, sejumlah madrasah swasta di daerah yang mmasih kekurangan sarana prasarana penunjang belajar berada di wilayah timur Indonesia.

"Salah satunya Papua. Rata-rata masih banyak yang kekurangan di wilayah timur Indonesia," ujarnya.

Untuk itu pihaknya meminta peran serta masyarakat dan pemerintah daerah untuk turut membantu pihaknya dalam pengadaan bantuan sarana prasarana madrasah yang membutuhkan.

"Saya belum tahu berapa angka pasti keterbatasan anggaran kita, namun di sinilah peran penting masyarakat dan pemerintah daerah untuk bersama kami membantu madrasah yang membutuhkan bantuan," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018