Karawang (Antaranews Megapolitan) - Dinas Perikanan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menyatakan produksi garam di daerah pesisir utara Karawang sudah menggunakan teknologi, sehingga garam yang dihasilkan itu cukup bagus kualitasnya.

"Kualitas garam yang diproduksi di Karawang saat ini sudah meningkat. Ada penggunaan teknologi dalam produksinya," kata Sekretaris Dinas Perikanan setempat Sari Nurmiasih, di Karawang, Sabtu.

Ia mengatakan, saat ini garam yang diproduksi di pesisir utara Karawang tidak lagi kusam warnanya. Kandungan natrium (Na) dan garam (NaCl) pada garam yang diproduksi di Karawang kini sudah di atas 97 persen.

"Garam yang diproduksi itu juga sekarang ini warganya sudah bagus, putih bersih, tidak kusam seperti dulu," kata dia.

Menurut dia, sekitar 200 petani garam di Karawang kini tidak lagi mengandalkan panas matahari dalam memproduksi garam. Tetapi sudah menggunakan sistem teknologi ulir filter (TUF) Geomembran.

TUF Geomembran itu sendiri adalah sistem produksi garam dengan cara air laut dialirkan ke dalam kolam yang sebelumnya dilakukan filterisasi ijug sapu, batok kelapa dan batu zeolit. Kemudian penampungan sudah dilapisi plastik hitam.

"Jadi penguapan lebih sempurna dan warna garam putih alami. Untuk biaya produksi saat ini sekitar Rp15 juta per hektare," kata dia.

Penggunaan teknologi dalam memproduksi garam tidak hanya memperbaiki kualitas. Tetapi juga memperbaiki kuantitas garam.

Waktu panen lebih cepat dengan menggunakan teknologi itu, yakni 14 hari atau dua pekan. Sedangkan jika memproduksi garam dengan menggunakan cara tradisional, itu membutuhkan waktu hingga 30 hari.

"Pada 2017, dari sekitar 1000 hektare lahan tambak garam, bisa menghasilkan 2.000 ton garam dalam setahun," kata dia.

Pewarta: M.Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018