Bogor (Antaranewss Megapolitan) - Mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Bogor, mendemonstrasikan penggunaan "transplanter" atau mesin tanam padi di hadapan petani di Desa Marok Kecil, Kecamatan Singkep Selatan, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau.

"Demonstrasi penggunaan transplanter ini bagian dari penyuluhan yang sedang kami laksanakan melalui program pendampingan petani di Kabupaten Lingga," kata Riyyan salah satu mahasiswa STPP Bogor, saat dihubungi dari Bogor, Jumat.

Demonstrasi penggunaan transplanter itu melibatkan 15 orang mahasiswa dari STPP Bogor dan STPP Malang yang mengikuti program pendampingan petani di Kabupaten Lingga tahun 2018.

Ia menjelaskan transplanter merupakan mesin tanam padi otomatis yang diproduksi oleh bangsa Indonesia.

"Demonstrasi dilakukan di lahan seluas 600 meter persegi yang sebelumnya sudah diolah terlebih dahulu bersama petani," katanya.

Menurutnya, kegiatan itu muncul atas inisiatif petani yang mendapatkan bantuan alat mesin pertanian (alsinta) dari Kementerian Pertanian tahun 2017.

"Petani mendapat dua mesin transplanter," katanya.

Namun karena keterbatasan informasi petani belum bisa mengoperasikan alat mesin pertanian tersebut sehingga meminta mahasiswa untuk mendemostrasikannya.

"Petani minta kami mengajarkan penggunaan transplanter ini," kata Riyyan.

Riyyan mengatakan dari hasil uji coba di lapangan, ditemukan kendala dari 600 meter persegi lahan yang digunakan kurang cocok untuk ditanam menggunakan mesin transplanter karena kondisi lahan pertanian berlumpur dengan kedalaman mencapai lutut orang dewasa.

"Tapi petani mengaku mendapatkan ilmu baru menggunakan transplanter yang mungkin bisa digunakan di lahan lain," katanya.

Ia mengatakan di negara maju transplanter sudah tidak asing lagi digunakan. Tapi di Indonesia sebagian besar petani masih belum familiar menggunakannya.

Kehadiran mahasiswa STPP, lanjutnya, diharapkan memberi banyak manfaat bagi masyarakat di Desa Marok Kecil yang mendapatkan program pencetakan sawah baru seluas 70 hektare.

Program cetak sawah baru terus dikembangkan dengan target mencapai 467 hektare sesuai program pendampingan. Dari 70 hektare luas lahan yang dicetak, baru sekitar 2.500 meter persegi yang telah ditanami komoditas padi.

"Lahan yang ditanam sudah panen pada 27 Februari 2018 lalu," kata Riyyan.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018