Ambon (Antaranews Megapolitan) - Gempa tektonik berkekuatan 5,0 Skala Richter (SR) mengguncang Pulau Buru,Provinsi Maluku pada Selasa, sekitar pukul 18.30 WIT.

Data yang dihimpun Antara dari BMKG, Selasa malam, mencatat, lokasi gempa berada di 2.64 Lintang Selatan dan 126.73 Bujur Timur atau 76 KM Timur Laut Pulau Buru. Gempa berpusat pada kedalaman 10 KM di bawah laut.

Sebelumnya Pulau Buru pada Senin (26/2) malam, sekitar pukul 22.34 WT juga diguncang gempa tektonik berkekuatan 6,0 SR, tetapi tidak menimbulkan korban.

Kabid Pencegahan dan Kesiapan BPBD Provinsi Maluku, Jhon Hursepuny, mengatakan, BPBD, baik Buru maupun Buru Selatan melaporkan tidak terjadi korban, baik sarana dan prasarana maupun jiwa.

"BPBD, baik Buru maupun Buru Selatan melakukan pengecekan melalui masing - masing Camat di sekitar lokasi gempa dangkal pada kedalaman 10 KMdi bawah permukaan laut ini berada pada episentris 2.62 LS dan 126.73 BT, terletak sekitar 79 KM arah timur laut Pulau Buru atau 201,97 KM ternyata tidak ada korban," ujarnya.

Hanya saja, masyarakat diimbau agar berhati - hari terhadap kemungkinan terjadi gempa susulan yang peristiwanya tidak bisa diprakirakan.

Gempa dangkal yang terletak di laut ini tidak berpotensi menimbulkan gelombang air pasang atau tsunami.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa Maluku termasuk salah satu daerah yang rentan dan rawan terjadi bencana alam berupa gempa tektonik yang dapat menimbulkan kerusakan berat, termasuk terjadinya tsunami.

Maluku berada pada pertemuan tiga lempeng besar, yakni Pasifik, Indo Australia, dan Eurasia.

Lempeng Indo Australia masuk ke bawah Eurasia, bertemu dengan Lempeng Pasifik sehingga mengakibatkan patahan yang tidak beraturan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Tim peneliti BNPB bersama Unesco, beberapa daerah di Maluku yang tergolong rawan gempa di antaranya Seram Bagian Utara, Kabupaten Maluku Tengah, mengingat sebagian besar patahan di bawah laut berada di daerah tersebut.

Jika gempa besar melanda daerah Seram utara, diperkirakan dapat menimbulkan gelombang pasang dengan ketinggian antara 10-15 meter, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah antisipasi.

Sedangkan, Kota Ambon dan Pulau Ambon, Pulau Haruku dan Pulau Saparua sesuai data BNPB tsunami dapat terjadi dengan ketinggian antara tiga hingga delapan meter.

Pewarta: Alex Sariwating

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018