Bekasi (Antara) - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menyatakan komitmennya untuk menjadikan Kampung Warna-Warni di RW08 Rawabambu, Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Bekasi Utara sebagai destinasi wisata.
"Saya optimistis Kampung Warna-Warni ini bisa menjadi tujuan wisata apabila peran pemerintah daerah dalam pembenahan serta peran aktif masyarakat dalam menjaganya bisa berjalan selaras," katanya.
Hal itu dikatakan Rahmat usai meresmikan program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan) Kota Bekasi di Kampung Warna-Warni Rawabambu, Kamis.
Program Kotaku di kawasan tersebut menyasar RW08 yang terdiri atas lingkungan RT01, RT02, RT03 dan RT04 dengan total populasi penduduk mencapai lebih dari 500 kepala keluarga.
Program kerja Kotaku di lingkungan itu diimplementasikan melalui upaya perbaikan saluran air sepanjang 125 meter, perbaikan jalan lingkungan menggunakan paving blok di empat gang, pengecatan warna-warni pada bagian tembok rumah hingga penyediaan 50 unit bak pembuangan sampah oraganik dan nonorganik.
"Bukan hal yang tidak mungkin Kampung Warna-Warni ini bisa menyerupai Kampung Glintung di Malang. Kita akan terus perluas kegiatannya," katanya.
Kepala Dinas Perkimtan Kota Bekasi Dadang Ginanjar mengatakan realisasi Kampung Warna-Warni tersebut digarap pihaknya bersama warga sejak Agustus-November 2017 melalui sumber pendanaan dari bantuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat total Rp350 juta.
"Kita juga memperoleh bantuan 50 tempat sampah dari CSR PT Hasanah Damai Putra (HDP) sebagai developer perumahan di sekitar lingkungan tersebut," katanya.
Alasan pihaknya memilih RW08 Rawabambu sebagai percontohan program Kotaku, dikarenakan lingkungan setempat masuk dalam kriteria kawasan kumuh dengan indikator kepadatan penduduk serta kerapatan bangunan yang tidak berimbang dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
"Di Kota Bekasi totalnya ada 443 hektare lahan kumuh. Salah satunya di Rawabambu ini seluas 4 hektare lebih. Konsep kampung warna-warni ini merupakan aspirasi warga," katanya.
Ketua RT02 RW08 Yaman Nurhasan mengaku senang dengan adanya kegiatan Kotaku di lingkungannya, sebab selama ini lingkungan RT yang berpopulasi 191 lebih kepala keluarga (KK) berkategori sebagai tempat kumuh selama puluhan tahun.
"Sebenarnya masih banyak yang pelu dibenahi di lingkungan ini, kita sendiri belum puas dengan kondisi sekarang, namun saya pribadi mewakili warga sangat senang dengan adanya program ini karena lebih tertata rapi dan nyaman," katanya.
Menurut dia, stamina warganya turut dilibatkan dalam upaya mengecat lingkungan mereka yang meghabiskan total 25 pel cat berkapasitas volume 20 kilogram per pel.
"Kita cat sampai gorong-gorong saluran air. Kita juga sumbang pot bunga secara swadaya. Harapannya, kampung kita bisa jadi tempat wisata," katanya.
(Advertoriar Humas Pemkot Bekasi).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Saya optimistis Kampung Warna-Warni ini bisa menjadi tujuan wisata apabila peran pemerintah daerah dalam pembenahan serta peran aktif masyarakat dalam menjaganya bisa berjalan selaras," katanya.
Hal itu dikatakan Rahmat usai meresmikan program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan) Kota Bekasi di Kampung Warna-Warni Rawabambu, Kamis.
Program Kotaku di kawasan tersebut menyasar RW08 yang terdiri atas lingkungan RT01, RT02, RT03 dan RT04 dengan total populasi penduduk mencapai lebih dari 500 kepala keluarga.
Program kerja Kotaku di lingkungan itu diimplementasikan melalui upaya perbaikan saluran air sepanjang 125 meter, perbaikan jalan lingkungan menggunakan paving blok di empat gang, pengecatan warna-warni pada bagian tembok rumah hingga penyediaan 50 unit bak pembuangan sampah oraganik dan nonorganik.
"Bukan hal yang tidak mungkin Kampung Warna-Warni ini bisa menyerupai Kampung Glintung di Malang. Kita akan terus perluas kegiatannya," katanya.
Kepala Dinas Perkimtan Kota Bekasi Dadang Ginanjar mengatakan realisasi Kampung Warna-Warni tersebut digarap pihaknya bersama warga sejak Agustus-November 2017 melalui sumber pendanaan dari bantuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat total Rp350 juta.
"Kita juga memperoleh bantuan 50 tempat sampah dari CSR PT Hasanah Damai Putra (HDP) sebagai developer perumahan di sekitar lingkungan tersebut," katanya.
Alasan pihaknya memilih RW08 Rawabambu sebagai percontohan program Kotaku, dikarenakan lingkungan setempat masuk dalam kriteria kawasan kumuh dengan indikator kepadatan penduduk serta kerapatan bangunan yang tidak berimbang dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
"Di Kota Bekasi totalnya ada 443 hektare lahan kumuh. Salah satunya di Rawabambu ini seluas 4 hektare lebih. Konsep kampung warna-warni ini merupakan aspirasi warga," katanya.
Ketua RT02 RW08 Yaman Nurhasan mengaku senang dengan adanya kegiatan Kotaku di lingkungannya, sebab selama ini lingkungan RT yang berpopulasi 191 lebih kepala keluarga (KK) berkategori sebagai tempat kumuh selama puluhan tahun.
"Sebenarnya masih banyak yang pelu dibenahi di lingkungan ini, kita sendiri belum puas dengan kondisi sekarang, namun saya pribadi mewakili warga sangat senang dengan adanya program ini karena lebih tertata rapi dan nyaman," katanya.
Menurut dia, stamina warganya turut dilibatkan dalam upaya mengecat lingkungan mereka yang meghabiskan total 25 pel cat berkapasitas volume 20 kilogram per pel.
"Kita cat sampai gorong-gorong saluran air. Kita juga sumbang pot bunga secara swadaya. Harapannya, kampung kita bisa jadi tempat wisata," katanya.
(Advertoriar Humas Pemkot Bekasi).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018