Bekasi (Antara Megapolitan) - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Jawa Barat, mulai memasang alat monitoring tegangan guna mencegah terjadinya `listrik berkedip` bagi kalangan konsumen bertegangan tinggi di wilayahnya.

"Listrik berkedip itu ada banyak permasalahannya, salah satunya ada sirkuit `breaker` yang terbuka, maka akan ada kedipan," kata General Manager PT PLN Distribusi Jawa Barat Iwan Purwana di Bekasi, Jumat.

Iwan mengakui, listrik yang padam sesaat atau dikenal dengan istilah `listrik berkedip` sangat dikeluhkan kalangan konsumen bertegangan tinggi, di antaranya perusahaan berskala nasional dan mancanegara dengan kapasitas produksi yang besar.

Namun demikian, situasi itu diproyeksikan pihaknya akan bisa diminimalisasi pascapemasangan alat monitoring tegangan.

"Saat ini untuk konsumen bertegangan tinggi atau konsumen besar akan lebih aman," katanya.

Program pemasangan alat monitoring tegangan intensif berjalan sepanjang triwulan pertama 2018.

"Jadi kita akan tahu kapan terjadi kedipan listrik melalui fasilitas pengatur jaringan," katanya.

Dikatakan Iwan, beberapa perusahaan di Bekasi telah terinstalasi alat tersebut, di antaranya di kawasan industri Deltamas, dan produsen pengolahan baja PT Raja Paksi.

"Alat tersebut akan terpasang pada pelanggan yang menerima pasokan listrik mulai dari 100 Mega Watt ke atas," katanya.

Upaya itu merupakan bentuk dukungan PLN dalam menjaga stabilitas produksi nasional.

"Kita ingin `support` industri agar terus tumbuh," katanya.

Pihaknya mengklaim telah menggelontorkan investasi transmisi kelistrikan di wilayah Jawa Barat total Rp300 triliun.

Sementara itu, ketersediaan pasokan listrik untuk Jawa Barat saat ini mencapai sekitar 11.063 MW dengan beban puncak berkisar 7.310 MW.

"Oleh karena itu, masih ada pasokan listrik Jawa Barat sebesar 3.753 MW yang dapat dimanfaatkan para investor untuk menanamkan modalnya dengan membangun membangun pabrik di Jawa Barat," katanya.

Sepanjang Januari hingga Desember 2017, kata Iwan, pemakaian listrik pelanggan industri di Bekasi mencapai 5.184.906.130 kilo watt hour (kWh).

"Angka ini tumbuh 8,65 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yakni sekitar 4.771.982.656 kWh," demikian Iwan Purwana.

Pewarta:

Editor : Andi Firdaus


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018