Jakarta, (Antaranews Megapolitan) - Pemuda Tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) mendukung kemandirian sektor pertanian dan pangan karena merupakan hal yang fundamental bagi bangsa Indonesia dalam mewujudkan kemandirian bangsa.

"Program dan langkah-langkah strategis membangun sektor pertanian demi mencapai swasembada pangan dan produk strategis pertanian adalah upaya menjaga keberlangsungan hidup 261 juta jiwa anak bangsa," kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Pemuda Tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Rina Saadah Adisurya di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan menutup kekurangan produksi pangan dengan mengimpor sepatutnya dipandang sebagai langkah taktis semata demi mengatasi krisis produksi pangan dalam negeri.

Untuk itu kata dia Pemuda Tani HKTI sebagai komponen bangsa, terpanggil dan bertekad untuk berpartisipasi mendukung pemerintah dalam pembangunan sektor pertanian Indonesia. Peran strategis Pemuda Tani HKTI diwujudkan dalam berbagai program kerja Organisasi melalui upaya-upaya konsolidasi, pendampingan, pendidikan dan networking bagi petani dan usaha-usaha pertanian dari hulu hingga hilir.

"Penerapan teknologi, metode dan gaya `petani zaman now` berbasis teknologi yang tepat akan meningkatkan minat sekaligus mempermudah mewujudkan kesejahteraaan petani demi mewujudkan swasembada produk-produk pertanian Indonesia.

Sebagai Organisasi kepemudaan dibidang pertanian, Pemuda Tani HKTI akan menempuh `zaman now approach` sebagai program kerja organisasi dalam rangka mengajak dan meningkatkan partisipasi generasi muda untuk terlibat dan mencintai sekaligus menjadikan sektor pertanian sebagai jalan mencapai impian kesejahteraan.

Pelantikan Dewan Pengurus Nasional (DPN) Pemuda Tani HKTI baru-baru ini adalah langkah awal mengkonsolidasikan potensi pemuda Indonesia untuk berpartisipasi dan bangga menjadi petani karena mampu mewujudkan kesejahteraan sama dengan profesi lainnya.

Untuk itu kata dia juga perlu mempertimbangkan urgensi dan nilai strategis pembangunan sektor pertanian bagi kemajuan dan kemandirian bangsa, maka setiap komponen anak bangsa sangat penting ikut bertanggungjawab dan turut serta dalam berperan menangani krisis sektor pertanian Tanah Air.

Rina mengatakan krisis regenerasi petani juga sangat nyata dan mendesak dicarikan solusi, berkurangnya minat generasi muda untuk terjun dalam sektor pertanian telah mengakibatkan jumlah petani Indonesia berkurang secara signifikan setiap tahun.

"Harapan kesejahteraan petani melalui metode pengelolaan lahan dan harga jual produk pertanian yang bersaing akan menarik minat calon-calon petani muda Indonesia," katanya.

Demikian juga halnya pada sektor ekologis, tanah pertanian yang sangat tergantung penggunaan pupuk kimia mengakibatkan kelangkaan pupuk karena tingkat kebutuhan pupuk kimia yang sangat tinggi. Pada saat yang sama kemapuan produksi pupuk dalam negeri juga terbatas karena bahan baku pupuk juga masih menjadi barang Impor.

Dikatakannya regenerasi Petani Indonesia harus didorong dengan akses kepemilikan tanah petanian yang mudah kepada generasi muda, selain itu fasilitas pertanian yang memadai dan mengikuti perkembangan teknologi modern juga akan menigkatkan minat menjadi petani.

"Memberikan edukasi dan pendampingan dan pelatihan kepada petani untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pertanian akan menambah semangat petani mencapai kesejahteraan hidup dan pada akhirnya bertani akan menjadi pekerjaan yang membanggakan dan menjanjikan masa depan cerah," katanya. 

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018