Depok, (Antaranews Megapolitan) - Universitas Indonesia meresmikan Gedung Laboratorium Riset Multidisiplin di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam  bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero).

"Pembangunan Laboratorium Riset Multidisiplin ini merupakan hasil implementasi kerja sama antara Universitas Indonesia (UI) dengan PT. Pertamina (Persero) yang telah berjalan lebih dari 10 tahun," kata Rektor UI Muhammad Anis di Depok, Kamis.

Peresmian tersebut dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met. selaku rektor Universitas Indonesia dan Elia Massa Manik, selaku Direktur Pertamina.

Hal itu dilakukan dalam rangka menjawab tantangan di bidang sains pada masa depan, terutama dalam peningkatan jumlah dan kualitas riset, serta sebagai upaya mewujudkan World Class Research University yang dapat memberikan solusi pembangunan berkelanjutan.

Gedung Laboratorium Riset Multidisiplin itu dirancang dengan konsep Green Building yang sarat dengan konsep ramah lingkungan dengan menerapkan efisiensi energi untuk pencahayaan dan sirkulasi udara. Gedung laboratorium itu terdiri atas delapan lantai dengan luas lantai masing-masing hampir 1.000 meter persegi.

Riset Multidisiplin diharapkan mampu mendorong pertumbuhan karya inovasi bagi pembangunan bangsa serta mengembangkan kegiatan riset baik riset dasar maupun riset terapan di UI pada umumnya dan FMIPA UI pada khususnya.

Peresmian gedung yang juga dalam rangka memperingati Dies Natalis Ke-57 FMIPA UI diisi oleh orasi ilmiah yang menghadirkan beberapa tokoh nasional sebagai narasumber, yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Prof. Dr. Bambang P.S. Brodjonegoro.

Luhut Binsar membawakan materi presentasi dengan judul "Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Era Desruptif: Membangkitkan Kembali Semangat Maritim".

Dalam materinya, ia memaparkan bahwa ekonomi Indonesia merupakan salah satu mesin pertumbuhan ekonomi dunia dengan kontribusi sebesar 2,5 persen. Di tingkat ASEAN, angka investasi Indonesia terbanyak kedua setelah Singapura.

"Indonesia ini jangan terlalu diprimordialkan, bicara agama terus, sedangkan di luar ekonomi Indonesia itu sedang dipandang sangat bagus. Bukalah wawasan kita, lihat perkembangan politik dan ekonomi dunia. Arah kita harus ke sana. Jangan sampai dirusak oleh kepentingan kelompok. Sejarah membuktikan bahwa keberagaman adalah kekuatan kita," katanya.

Bambang Brodjonegoro membawakan presentasi dengan judul "Science and Innovation In Disruptive Era: Reinventing The Maritime Spirit".

Dalam presentasinya, ia menekankan kepada peran riset universitas dalam memajukan perekonomian bangsa, terutama dalam hal menciptakan merek dagang yang mendunia.

"Satu yang kurang dari industri kita, yaitu bidang Research & Development (R&D). Tanpa R&D di suatu perusahaan, tidak akan ada inovasi dalam suatu merek dagang, dan akhirnya akan berujung pada kurangnya daya saing. Di sinilah peran perguruan tinggi untuk menghasilkan riset-riset yang bermanfaat bagi daya saing ekonomi kita," ungkapnya.

Dalam acara itu juga dilakukan penandatangan nota kesepahaman antara Fakultas Teknik UI dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), sedangkan FMIPA UI menandatangani perjanjian kerja sama yang merupakan kelanjutan dari MoU yang pernah ditandatangani sebelumnya dengan Lapan.

Penandatanganan nota kesepahaman dan kerja sama dilakukan oleh Rektor UI dan Prof. Dr. Thomas Djamaluddin (Kepala Lapan). Kerja sama dilakukan dalam bidang akademik dan riset.

"Jadi nantinya akan ada `sharing facility`, mahasiswa UI dapat menggunakan fasilitas laboratorium Lapan begitu juga sebaliknya," ujar Rektor UI.

Para karyawan LAPAN juga dapat melanjutkan jenjang akademik S2 dan S3 mereka di UI, tetapi "base on research", langsung fokus ke riset yang spesifik. Para ahli Lapan juga bisa menjadi pembimbing atau supervisor bagi mahasiswa-mahasiswa UI yang sedang menyelesaikan skripsi ataupun tesis.  

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018