Bogor (Antara Megapolitan) - Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) menggelar diskusi grup terarah tentang rantai pasok bahan pakan lokal strategis untuk ketahanan pangan nasional dengan salah satu tujuan adalah memformulasikan peluang usaha di sektor pakan ternak.
Diskusi grup terarah berlangsung di Fakultas Peternakan IPB, Kampus Dramaga, Senin, dihadiri narasumber dari akademisi, pemerintahan, bisnis dan komunitas peternak yang saling berbagi ide dan menjalin kerja sama dalam FLPI.
Ketua FLPI Prof Luki Abdullah menyebutkan sektor peternakan Indonesia masih menghadapi tantangan salah satunya persoalan pakan.
Menurutnya harga pakan ternak Indonesia tertinggi di Asean. Kondisi tersebut berdampak negatif terhadap pertumbuhan daya saing industri pakan dan industri peternakan.
Selain itu, banyak permasalahan yang terjadi pada rantai pasok pakan yang tidak transparan dan merugikan peternak.
"Kondisi ini perlu dicarikan solusi secara komprehensif seperti apa rantai pasok bahan pakan lokal strategis untuk mencapai ketahanan pangan nasional," kata Prof Luki.
Ia mengatakan FLPI bekerja sama dengn AINI dan HITPI menyelenggarakan diskusi grup terarah untuk menghasilkan rekomendsi bagi pemerintah, bisnis, akademisi, dan komunitas berupa upaya-upaya yang harus dilakukan dalam optimalisasi bahan pakan lokal strategis untuk ketahanan pangan.
Sejumlah narasumber hadir dalam diskusi tersebut yakni Sri Widyawati selaku Direktur Pakan, Ditjen PKH Kementerian Pertanian, Dr Suryahadi dari Fakultas Peternakan IPB, Drh Desianto Budi Utomo, vice president charoen phokpand, dan Dr Dedi Budiman dari Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.
Diskusi grup terarah ini juga diharapkan dapat menyusun solusi pemecahan masalah dalam sistem rantai pasok bahan baku pakan lokal berupa kebijakan singkat kepada pemerintah.
"Untuk mewujudkan swasembada daging sapi, ada tiga langkah yakni pakan, pakan dan pakan," katanya.
Luki menyebutkan hal ini menunjukkan pakan menjadi kunci utama yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah, agar peternakan Indonesia menjadi lebih baik.
Persoalan lainnya suplai bahan pakan lokal belum diprioritaskan, padahal dari sisi ekonomi bila dikembangkan akan sangat menjanjikan bagi peternak.
"Perlu kebijakan pemerintah agar suplai pakan lokal strategis bisa mendapat prioritas sama seperti upaya khusus Pajale, dibuat perkebunannya, atau mendorong peternak untuk mengembangkan perkebunan hijauan pakan," katanya.
Luki menambahkan ada sekitar 200 hijauan pakan yang dapat menjadi sumber bahan pakan lokal strategis, tetapi untuk bisa suplai tersedia terus menerus perlu fokus pada jenis tertentu seperti rumput gajah, odot, atau indigofera.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Diskusi grup terarah berlangsung di Fakultas Peternakan IPB, Kampus Dramaga, Senin, dihadiri narasumber dari akademisi, pemerintahan, bisnis dan komunitas peternak yang saling berbagi ide dan menjalin kerja sama dalam FLPI.
Ketua FLPI Prof Luki Abdullah menyebutkan sektor peternakan Indonesia masih menghadapi tantangan salah satunya persoalan pakan.
Menurutnya harga pakan ternak Indonesia tertinggi di Asean. Kondisi tersebut berdampak negatif terhadap pertumbuhan daya saing industri pakan dan industri peternakan.
Selain itu, banyak permasalahan yang terjadi pada rantai pasok pakan yang tidak transparan dan merugikan peternak.
"Kondisi ini perlu dicarikan solusi secara komprehensif seperti apa rantai pasok bahan pakan lokal strategis untuk mencapai ketahanan pangan nasional," kata Prof Luki.
Ia mengatakan FLPI bekerja sama dengn AINI dan HITPI menyelenggarakan diskusi grup terarah untuk menghasilkan rekomendsi bagi pemerintah, bisnis, akademisi, dan komunitas berupa upaya-upaya yang harus dilakukan dalam optimalisasi bahan pakan lokal strategis untuk ketahanan pangan.
Sejumlah narasumber hadir dalam diskusi tersebut yakni Sri Widyawati selaku Direktur Pakan, Ditjen PKH Kementerian Pertanian, Dr Suryahadi dari Fakultas Peternakan IPB, Drh Desianto Budi Utomo, vice president charoen phokpand, dan Dr Dedi Budiman dari Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.
Diskusi grup terarah ini juga diharapkan dapat menyusun solusi pemecahan masalah dalam sistem rantai pasok bahan baku pakan lokal berupa kebijakan singkat kepada pemerintah.
"Untuk mewujudkan swasembada daging sapi, ada tiga langkah yakni pakan, pakan dan pakan," katanya.
Luki menyebutkan hal ini menunjukkan pakan menjadi kunci utama yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah, agar peternakan Indonesia menjadi lebih baik.
Persoalan lainnya suplai bahan pakan lokal belum diprioritaskan, padahal dari sisi ekonomi bila dikembangkan akan sangat menjanjikan bagi peternak.
"Perlu kebijakan pemerintah agar suplai pakan lokal strategis bisa mendapat prioritas sama seperti upaya khusus Pajale, dibuat perkebunannya, atau mendorong peternak untuk mengembangkan perkebunan hijauan pakan," katanya.
Luki menambahkan ada sekitar 200 hijauan pakan yang dapat menjadi sumber bahan pakan lokal strategis, tetapi untuk bisa suplai tersedia terus menerus perlu fokus pada jenis tertentu seperti rumput gajah, odot, atau indigofera.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017