Bogor (Antara Megapolitan) - Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Bogor siap bertransformasi menjadi politeknik, lembaga pendidikan di bawah Kementerian Pertanian tersebut tengah menyusun kurikulum untuk menjawab tantangan dunia industri.
"STPP harus terbuka dengan perkembangan zaman dan harus bisa menjawab tantangan dunia industri," kata Ketua STPP Bogor Nazaruddin, dalam workshop pembahasan kurikulum program studi dalam rangka transformasi kelembagaan STPP Bogor, Jumat.
Nazar menyebutkan penyusunan kurikulum STPP Bogor ini disiapkan untuk menghadapi penerimaan mahasiswa baru tahun 2018. Penyusunan dilakukan untuk menyempurnakan kurikulum yang telah ada.
Ia mengatakan STPP Bogor saat ini sedang bertransformasi menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor dan dalam persiapan untuk membuka tiga program studi baru yakni Teknologi Mekanisasi Pertanian (D3), Kesehatan Hewan (D3), dan Agribisnis Hortikultura (D4).
"Penyusunan kurikulum harus mengesampingkan kepentingan kita namun harus menyesuaikan bagaimana kebutuhan pasar dan dunia industri," kata Nazar.
Menurutnya pada kurikulum tersebut porsi pendidikana yakni 60 -70 persen perkuliahan adalah praktek dan sisanya teori.
Arah STPP Bogor ke depan bukan hanya menghasikan penyuluh pertanian saja tetapi harus menghasilkan praktisi agribisnis. Sehingga penting untuk membuat Kurikulum STPP berdasar kemauan pasar.
"Agar lulusan STPP dapat mengisi dan memiliki daya saing di dunia industri," katanya.
Ia menyebutkan sampai saat ini STPP Bogor telah menjajaki kerjasama dengan dunia industri diantaranya PT Yanmar dan akan menjajaki kerjasama dengan PT Agrindo Surabaya.
Kerja sama dengan industri ini memudahkan mahasiswa STPP Bogor melakukan praktek lapangan di dunia industri.
Selain itu, perubahan status sekolah tinggi menjadi politeknik tersebut nantinya lulusan STPP diharapkan dapat langsung tersambung dengan dunia usaha terutama di sektor pertanian.
"Lulusan politeknik pertanian nantinya juga dapat menjadi wirausahawan muda di bidang pertanian," kata Nazaruddin.
Sementara itu penanggungjawab kegiatan Efi Sofyadi menyebutkan workshop diikuti seluruh pemangku kepentingan di STPP Bogor. Tujuannya untuk menyempurnakan program studi baru dan menyiapkan perangkat pendukung persiapan pembukaan prodi baru.
Hadir sebagai narasumber dari Kementerian Pendidikan Nasional dari Politani Payakumbuh, Polinela, BB Serpong, IPB dan Unpad. Peserta sebanyak 34 orang dosen dan staf STPP Bogor.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"STPP harus terbuka dengan perkembangan zaman dan harus bisa menjawab tantangan dunia industri," kata Ketua STPP Bogor Nazaruddin, dalam workshop pembahasan kurikulum program studi dalam rangka transformasi kelembagaan STPP Bogor, Jumat.
Nazar menyebutkan penyusunan kurikulum STPP Bogor ini disiapkan untuk menghadapi penerimaan mahasiswa baru tahun 2018. Penyusunan dilakukan untuk menyempurnakan kurikulum yang telah ada.
Ia mengatakan STPP Bogor saat ini sedang bertransformasi menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor dan dalam persiapan untuk membuka tiga program studi baru yakni Teknologi Mekanisasi Pertanian (D3), Kesehatan Hewan (D3), dan Agribisnis Hortikultura (D4).
"Penyusunan kurikulum harus mengesampingkan kepentingan kita namun harus menyesuaikan bagaimana kebutuhan pasar dan dunia industri," kata Nazar.
Menurutnya pada kurikulum tersebut porsi pendidikana yakni 60 -70 persen perkuliahan adalah praktek dan sisanya teori.
Arah STPP Bogor ke depan bukan hanya menghasikan penyuluh pertanian saja tetapi harus menghasilkan praktisi agribisnis. Sehingga penting untuk membuat Kurikulum STPP berdasar kemauan pasar.
"Agar lulusan STPP dapat mengisi dan memiliki daya saing di dunia industri," katanya.
Ia menyebutkan sampai saat ini STPP Bogor telah menjajaki kerjasama dengan dunia industri diantaranya PT Yanmar dan akan menjajaki kerjasama dengan PT Agrindo Surabaya.
Kerja sama dengan industri ini memudahkan mahasiswa STPP Bogor melakukan praktek lapangan di dunia industri.
Selain itu, perubahan status sekolah tinggi menjadi politeknik tersebut nantinya lulusan STPP diharapkan dapat langsung tersambung dengan dunia usaha terutama di sektor pertanian.
"Lulusan politeknik pertanian nantinya juga dapat menjadi wirausahawan muda di bidang pertanian," kata Nazaruddin.
Sementara itu penanggungjawab kegiatan Efi Sofyadi menyebutkan workshop diikuti seluruh pemangku kepentingan di STPP Bogor. Tujuannya untuk menyempurnakan program studi baru dan menyiapkan perangkat pendukung persiapan pembukaan prodi baru.
Hadir sebagai narasumber dari Kementerian Pendidikan Nasional dari Politani Payakumbuh, Polinela, BB Serpong, IPB dan Unpad. Peserta sebanyak 34 orang dosen dan staf STPP Bogor.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017