Bogor (Antara Megapolitan) - Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Bogor berkomitmen untuk menghasilkan lulusan yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan melalui wirausaha tani yang mandiri di bidang peternakan maupun pertanian.

"Lulusan STPP harus bisa menjadi "creator" untuk itu STPP harus menyiapkan mahasiswanya agar siap menjadi agripreneur (wirausaha tani-red)," kata Ketua STPP Bogor, Nazaruddin, Kamis.

Nazar menyebutkan berbagai upaya dilakukan STPP Bogor mendorong agar lulusannya menjadi wirausaha pertanian salah satunya melalui penguatan jejaring dengan pengusaha bidang peternakan maupun pertanian serta diberikan program Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP) selama masa perkuliahan.

Untuk mendorong semangat wirausaha muda tani di kalangan mahasiswa STPP Bogor menghadirkan seorang alumninya dan seorang pengusaha muda yang berhasil mengembangkan usaha di bidang peternakan.

Alumni tersebut Husni Ginanjar alumni jurusan penyuluh peternakan tahun 2006 dan Almas yang sukses membangun usaha Vestifarm Agro Indonesia. Keduanya menjadi pembicara dalam seminar motivasi bertema "Modernisasi Peternak dalam upaya Meningkatkan Kualitas Peternak".

"Seminar ini menjadi langkah awal mahasiswa STPP Bogor untuk menyiapkan diri menjadi pengusaha bidang peternakan yang mandiri," kata Nazaruddin.

Husni Ginanjar alumni Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Bogor menceritakan pengalamannya memilih berkarir menjadi wirausaha muda tani dengan menggembangkan peternakan unggas.

Menurut Husni, pengalaman dan pelajaran yang diperoleh selama berkuliah mendorong dirinya untuk mengembangkan usaha daripada menjadi abdi negara (pegawai negeri sipil).

Ia mengatakan banyak mahasiswa zaman sekarang bercita-cita jadi seorang abdi negara karena merupakan zona nyaman. Tapi hal itu dibantahnya, memilih banting stir dari penyuluh tenaga harian lepas dari Kementerian Pertanian menjadi wirausaha muda tani.

"Dalam berwirausaha perlu ada semangat yang kuat dan berani menghadapi tantangan serta resiko," kata Husni.

Husni mengembangkan usaha peternakan unggas mulai dari peternakan ayam, penetasan, pengolahan pascapanen serta pemotongan ayam.

Menurutnya kegagalan dalam memulai usaha bukan jadi penghambat sehingga harus berhenti berusaha. Diperlukan strategi agar usaha tetap berjalan sebelum benar-benar jatuh dengan mengambil langkah pengamanan usaha yang baik.

"Kegagalan yang sudah terjadi biar terjadi dan mulai bangkit lagi untuk membalikkan keadaan," kata Husni.

Almas alumni STPP Bogor yang juga sukses membangun usaha Vestifarm Agro Indonesia mengatakan wirausaha menjadi primadona di era modern ini, terlepas dari keinginan untuk menjadi seorang abdi negara, wirausaha lebih memiliki daya tarik tersendiri.

Ia mengatakan segala kemungkinan yang menjadi selama membangun usaha satu paket dalam proses perjalannya. Salah satunya dunia peternakan, Lahan di bidang peternakan masih sangat luas untuk ditelusuri dalam berwirausaha.

"Tidak ada statemen bahwa usaha itu sudah diambil orang, atau ide itu sudah dipakai orang, hal itu salah, karena masih banyak bidang dan lahan yang luas untuk ditelusuri dalam berwirausaha terutama di bidang peternakan," kata Almas.

Almas juga menekankan persoalan modal bukan berarti menjadi hambatan untuk memulai usaha. Ada proses yang harus dilalui dan tidak mengedepankan emosional.

Menurutnya kecepatan seseorang untuk sukses membangun bisnisnya berbeda-beda, asalkan apa yang digeluti didasari dengan keyakinan dan tidak mengedepankan emosional semata.

Almas mengatakan seorang wirausaha muda harus berfikir panjang ke depan. Jika betul-betul mau berusaha di bidang pertanian, banyak peluang usaha yang bisa dicari. Apalagi dengan kemajuan teknologi saat ini penting untuk mengembangkan jaringan dan sumber referensi, pasar online, media sosial jadi sarana promosi.

"Bukan keberuntungan yang membuat kita hebat dalam dunia wirausaha, tapi adanya kesempatan, persiapan yang baik serta gigih untuk meraih peluang usaha yang membuat kita menjadi hebat," kata Almas.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017