Bogor (Antara Megapolitan) - Gangguan dan pencemaran pada ekosistem perairan merupakan permasalahan umum yang terjadi di Indonesia.

Salah satu pendekatan untuk monitoring lingkungan perairan adalah melalui Indeks Biotik AMBI (AZTI Marine Biotoc Index).

Testing dan validasi harus dilakukan agar penggunaan AMBI sesuai untuk negara tropis seperti Indonesia.

Sembilan orang peneliti dari Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor (IPB) yaitu Yusli Wardiatno, Hefni Effendi, Majariana Krisanti, Ali Mashar, Mursalin, Reza Zulmi, Dwi Yuni Wulandari, Yuyun Qonita, dan Siti Nursiyamah melakukan penelitian terkait testing aplikasi dan kesesuaian indeks biotik AMBI dalam penentuan kualitas ekologi sedimen perairan pesisir terbuka dan teluk daerah tropis.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji aplikasi dan kesesuaian penggunaan indeks AMBI dalam menentukan kualitas ekologi sedimen dasar perairan.

Penelitian tersebut dilakukan di Teluk Jakarta dan Teluk Palabuhanratu pada Mei hingga November 2016.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa makrozoobentos yang ditemukan di Teluk Palabuhanratu terdiri dari 102 taksa dengan kepadatan berkisar antara 59 hingga 4.806 ind/m2, sedangkan yang ditemukan di Teluk Jakarta terdiri dari 30 taksa dengan kepadatan antara 22 hingga 6.598 ind/m2.

Polychaeta adalah kelompok makrozoobentos yang mendominasi di kedua lokasi penelitian.

Nilai AMBI makrozoobentos berkisar antara 0,5 hingga 3,5 di Teluk Palabuhanratu yang tergolong Tidak Terganggu hingga Terganggu Sedang, dan antara 0,87 hingga 1,50 di Teluk Jakarta yang tergolong Terganggu Ringan hingga Terganggu Berat.

Nilai M-AMBI makrozoobentos berkisar antara 0,31 hingga 0,87 di Teluk Palabuhanratu dengan status ekologi Buruk hingga Tinggi, dan antara 0,04 hingga 0,90 di Teluk Jakarta dengan status ekologi Sangat Buruk hingga Tinggi.

Pewarta: Jurnalis IPB

Editor : Andi Firdaus


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017