Depok, 24/11 (ANTARA) - Dekan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila (FFUP), Prof. Dr. Wahono Sumaryono menyatakan perlu adanya peningkatan kompetensi bagi para tenaga apoteker.
"Kenyataannya pendidikan apoteker telah diselenggarakan oleh perguruan tinggi dengan standar yang bervariasi, sehingga diperlukan standarisasi kemampuan minimal apoteker Indonesia" kata Wahono disela-sela acara Sertifikasi Kompetensi Profesi Apoteker (SKPA), di FFUP di Jakarta, Sabtu.
Hadir dalam acara tersebut Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) yang juga Ketua Pengurus Daerah IAI DKI Jakarta, Drs Wahyudi U’un Hidayat, Direktur Operasional PT. Saraswanti Indo Genetech JK Kristiyono.
Menurut dia tujuan dilaksanakan SKPA adalah untuk meningkatkan kompetensi apoteker sebagai tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kefarmasiaan terbaik kepada masyarakat dan menjamin bahwa masyarakat mendapatkan pelayanan kefarmasiaan dari tenaga kesehatan yang berkompeten.
Dengan demikian lanjut dia seorang apoteker harus selalu mempertahankan dan berupaya meningkatkan kompetensinya serta mutu pelayanan kefarmasian.
Oleh karena itu kata Wahono adanya peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian merupakan berkah karena memberi tantangan dan harapan untuk menjadi Apoteker yang lebih baik.
Menurut dia hal ini sejalan dengan tuntutan globalisasi dan International Pharmaceutical Federation tentang pentingnya Sertifikasi Kompetensi Apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian.
Sementara itu Wakil Ketua Umum IAI Wahyudi U’un Hidayat mengatakan tenaga apoteker Indonesia masih jauh dari apa yang dibutuhkan. Saat tenaga apoteker Indonesia baru berjumlah 40.000 orang untuk melayani penduduk Indonesia lebih dari 250 juta jiwa.
Bahkan kata dia di rumah sakit besar saja belum bisa memenuhi angka ideal yaitu 1 : 30 (Satu apoteker melayani 30 pasien). "Kita masih kalah jauh dengan negara di Asean seperti Filipina, Malaysia dan Thailand," ujarnya.
Selain itu kata dia perguruan tinggi yang mendapatkan akreditasi A baru Universitas Pancasila dan Universitas Indonesia (UI). Perguruan tinggi lainnya baru mendapat nilai B dan C.
Kerja Sama
Untuk meningkatkan mutu lulusan perguruan tinggi Fakultas Farmasi Universitas Pancasila (FFUP) melakukan kerja sama dengan PT. Saraswanti Indo Genetech.
FFUP telah memiliki Laboratorium Pengujian dan Penelitian, QLAB, yang telah memperoleh sertifikat Akreditasi SNI ISO/IEC 17025:2008 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) pada tahun 2011.
PT. Saraswanti Indo Genetech merupakan mitra kerja yang bergerak di uji analisis sediaan farmasi dan keamanan pangan.
"Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan mutu sumber daya manusia dan prasarana yang dimiliki oleh FFUP maupun PT Saraswanti," kata Wahono.
Ia mengatakan dalam hal ini masing-masing pihak akan saling membantu dalam melaksanakan program-program yang menyangkut uji analisis sediaan farmasi dan keamanan pangan.
"FFUP akan memusatkan diri pada pekerjaan yang berhubungan dengan uji analisis sediaan farmasi dan PT Saraswanti dalam pekerjaan terkait keamanan pangan," katanya.***3***
(T.F006)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012
"Kenyataannya pendidikan apoteker telah diselenggarakan oleh perguruan tinggi dengan standar yang bervariasi, sehingga diperlukan standarisasi kemampuan minimal apoteker Indonesia" kata Wahono disela-sela acara Sertifikasi Kompetensi Profesi Apoteker (SKPA), di FFUP di Jakarta, Sabtu.
Hadir dalam acara tersebut Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) yang juga Ketua Pengurus Daerah IAI DKI Jakarta, Drs Wahyudi U’un Hidayat, Direktur Operasional PT. Saraswanti Indo Genetech JK Kristiyono.
Menurut dia tujuan dilaksanakan SKPA adalah untuk meningkatkan kompetensi apoteker sebagai tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kefarmasiaan terbaik kepada masyarakat dan menjamin bahwa masyarakat mendapatkan pelayanan kefarmasiaan dari tenaga kesehatan yang berkompeten.
Dengan demikian lanjut dia seorang apoteker harus selalu mempertahankan dan berupaya meningkatkan kompetensinya serta mutu pelayanan kefarmasian.
Oleh karena itu kata Wahono adanya peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian merupakan berkah karena memberi tantangan dan harapan untuk menjadi Apoteker yang lebih baik.
Menurut dia hal ini sejalan dengan tuntutan globalisasi dan International Pharmaceutical Federation tentang pentingnya Sertifikasi Kompetensi Apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian.
Sementara itu Wakil Ketua Umum IAI Wahyudi U’un Hidayat mengatakan tenaga apoteker Indonesia masih jauh dari apa yang dibutuhkan. Saat tenaga apoteker Indonesia baru berjumlah 40.000 orang untuk melayani penduduk Indonesia lebih dari 250 juta jiwa.
Bahkan kata dia di rumah sakit besar saja belum bisa memenuhi angka ideal yaitu 1 : 30 (Satu apoteker melayani 30 pasien). "Kita masih kalah jauh dengan negara di Asean seperti Filipina, Malaysia dan Thailand," ujarnya.
Selain itu kata dia perguruan tinggi yang mendapatkan akreditasi A baru Universitas Pancasila dan Universitas Indonesia (UI). Perguruan tinggi lainnya baru mendapat nilai B dan C.
Kerja Sama
Untuk meningkatkan mutu lulusan perguruan tinggi Fakultas Farmasi Universitas Pancasila (FFUP) melakukan kerja sama dengan PT. Saraswanti Indo Genetech.
FFUP telah memiliki Laboratorium Pengujian dan Penelitian, QLAB, yang telah memperoleh sertifikat Akreditasi SNI ISO/IEC 17025:2008 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) pada tahun 2011.
PT. Saraswanti Indo Genetech merupakan mitra kerja yang bergerak di uji analisis sediaan farmasi dan keamanan pangan.
"Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan mutu sumber daya manusia dan prasarana yang dimiliki oleh FFUP maupun PT Saraswanti," kata Wahono.
Ia mengatakan dalam hal ini masing-masing pihak akan saling membantu dalam melaksanakan program-program yang menyangkut uji analisis sediaan farmasi dan keamanan pangan.
"FFUP akan memusatkan diri pada pekerjaan yang berhubungan dengan uji analisis sediaan farmasi dan PT Saraswanti dalam pekerjaan terkait keamanan pangan," katanya.***3***
(T.F006)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012