Bogor (Antara Megapolitan) - Sebanyak delapan perguruan tinggi (PT) di bawah koordinator Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Bogor mengevaluasi kegiatan pendampingan program upaya khusus luas tambah tanam dan Sapi indukan wajib bunting atau Upsus LTT-Siwab APBN-P 2017.

"Evaluasi ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana optimalisasi pelaksanaan pendampingi yang dilakukan oleh mahasiswa atau alumni dari STPP Bogor bersama tujuh perguruan tinggi mitra," kata Kepala STPP Bogor Nazaruddin di sela-sela rapat evaluasi dan penyusunan laporan Pendampingan Mahasiswa/Alumni Program Upsus LTT dan Siwab di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa.

Nazar menyebutkan kegiatan pendampingan melibatkan mahasiswa dan alumni dari delapan perguruan tinggi yakni STPP Bogor selaku koordinator, IPB, Universitas Lampung (Unila), Universitas Bengkulu (Unib), Universitas Padjajaran (Unpad), Universitas Siliwangi, Universitas Singaperbangsa, dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Kegiatan pendamping berlangsung Oktober sampai November. Ratusan mahasiswa dan alumni dari delapan perguruan tinggi diterjunkan ke lapangan memberikan pendampingan di sejumlah kabupaten yang ada di empat provinsi yakni Jawa Barat, Banten, Bengkulu dan Lampung.

"Dari evaluasi sementara pendampingan program Upsus LTT dan Siwab dirasakan betul manfaatnya oleh banyak pihak baik itu petani sebagai sasaran, penyuluh, maupun mahasiswa dan alumni," kata Nazar.

Ia mengatakan program tersebut telah berjalan sebanyak tiga seri. Pada seri pertama dan kedua fokus dan target yang dicapai adalah meningkatkan produktivitas. Sedangkan seri ketiga ini adalah mengawal Luas Tambah Tanam (LTT) untuk Upsus Pajale yakni padi, jagung, dan kedelai. Serta Siwab di Provinsi Lampung dan Bengkulu.

"Petani merasa terbantu dengan adanya pendampingan dari mahasiswa, begitu juga penyuluh terbantu dengan kehadiran mahasiswa," kata Nazar.

Melalui evaluasi ini, lanjut Nazar, diharapkan adanya pertukaran infomasi antara perguruan tinggi mitra khususnya kendala yang dihadapi di lapangan, sehingga program tersebut dapat dioptimalkan.

"Kendala pasti ada, tapi sejauh ini tidak menghambat kegiatan pendampingan. Ini yang perlu kita evaluasi bersama," kata Nazar.

Sementara itu, Ketua Panitia Rapat Evaluasi Efi Sofyadi menyebutkan tujuan evaluasi kegiatan agar perguruan tinggi mitra dapat menyusun laporan kerja masing-masing yang nantinya akan disampaikan ke Kementerian Pertanian selaku pemilik program.

Prof Wan Abbas Zakaria dari Universitas Lampung menambahkan kegiatan pendamping program Upsus LTT-Siwab berdampak positif dalam meningkatkan produktivitas petani maupun peternak.

"Pembangunan pertanian secara inklusif dari hulu sampai hilir, melibatkan perguruan tinggi, petani dan penyuluh dapat meningkatkan pertumbuhan pertanian yang berkelanjutan," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017