Bogor, 21/11 (ANTARA) - Dirjen Pendidikan Menengah Kemdikbud Hamid Muhammad mengatakan kementerian mendorong pelaksanaan pendidikan Gerakan Apresiasi Karakter Siswa Indonesia (G-AKSI) yang diikuti 674 pelajar se-Jabodetabek sebagai upaya menciptakan generasi muda berkarakter kepemimpinan.

"Ke depan kita harapkan kegiatan G-AKSI ini dapat berlanjut dan berkembang ke sejumlah wilayah. Karena kegiatan ini sangat relevan dan penting mengingat tantangan ke depan bagi para generasi muda cukup berat," kata Hamid Muhammad pada pembukaan G-AKSI yang digelar di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Mentro Jaya di Lido, Kabupaten Bogor, Selasa.

G-AKSI merupakan program pendidikan kerja sama antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Polda Metro Jaya sebagai salah satu upaya mencegah tawuran di kalangan pelajar.

Program tersebut baru dimulai, diikuti sekitar 674 pelajar SMA se Jabodetabek, dengan lokasi pelatihan dan pembinaan dipusatkan di SPN Polda Metro Jaya di Lido, Kabupaten Bogor.

Pembinaan terhadap pelajar tersebut dibagi dalam tiga angkatan yakni angkatan pertama diikuti sekitar 204 lebih orang pelajar, dilaksanakan selama lima hari (19-24 November) lalu angkatan ke II berlangsung dari 27 November hingga 2 Desember, lalu angkatan ke III pada 4-9 Desember.

Para peserta G-AKSI selain pelajar yang terlibat tawuran juga perwakilan dari ketua dan anggota OSIS. Peserta tersebut dipilih dan dikirim langsung oleh pihak sekolah, masing-masing sekolah rata-rata mengirimkan 20-30 orang muridnya untuk mengikuti kegiatan pembinaan tersebut.

Dalam kegiatan pembinaan di SPN Lido tersebut, siswa diberikan pembinaan mental, fisik dan spiritual dengan sistem outward bound, baris berbaris, dan kegiatan yang dapat mendorong pembentukan karakter lewat kegiatan sosial dan saling bertoleransi.

"Kegiatan ini sangat relevan terutama dalam menyiapkan generasi muda berkarakter. Mempersiapkan pemuda yang memiliki jiwa kepemimpinan berkarakter tinggi ini merupakan keharusn agar mendorong terwujudnya Indonesia emas pada 2015," kata Hamid.

Ia menyebutkan generasi muda berkarakter tersebut adalah pelajar yang dinamis, berfikir cemerlang, dijiwai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Menurut Hamid, ada tiga hal dalam pondasi pembangunan bangsa Indonesia yakni, sebagai makhluk Tuhan pelajar tidak boleh sombong, harus rendah hati. Sebagai insan pendidikan, pelajar harus terus belajar dan menuntut ilmu dengan tekun.

"Sebagai generasi muda, pelajar harus cinta terhadap tanah air, dengan menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap bangsa," katanya.

Ia mengatakan kegiatan G-AKSI harus terus dikembangkan, untuk melatih sikap jujur, kematangan mengendalikan emosi, karena dalam pendidikan dan pembinaan di SPN Lido pelajar diminta berjuang meningkatkan kepedulian tanpa dibebani rasa tanggungjawab.

"Program G-AKSI ini sebagai bagian dari pendidikan karakter untuk SMA dan SMK. Kegiatan ini selain dilakukan di sekolah juga di luar sekolah. Kita (Kemendiknas) bekerjasama dengan Kepolisian tujuan utamanya untuk membentuk karakter anak," katanya.



Disiplin

Sementara itu, Direktur Bimas Polda Metro Jaya, Kombes Yosi Hariyoso mengatakan, jiwa kepemimpian dan disiplin di diri siswa perlu ditumbuhkan, sebagai salah satu upaya mencegah tawuran pelajar.

"Tawuran itu terjadi karen kurangnya disiplin siswa, mereka juga tidak memiliki karakter yang teguh. Jika jiwa kepemimpinan dan karakter siswa ditumbuhkan, mereka tentu tidak akan mau terlibat tawuran," katanya.

Yosi mengatakan, pembinaan dan pendidikan para pelajar tersebut melibatkan sejumlah instruktur dan tutor dari SPN Lido dan juga dari Kemendiknas.

Selama pendidikan, pelajar akan diajarkan baris-berbaris, bangun pagi, outbound, dan saling berkerjasama dalam setiap tim.


Laily R

Pewarta:

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012