Bogor, 20/11 (ANTARA) - Sebanyak 204 pelajar SMA se-Jabodetabek mengikuti pembinaan Gerakan Apresiasi Karakter Siswa Indonesia (G-AKSI), salah satu upaya mencegah tawuran yang diselenggarakan oleh Bimas Polda Metro Jaya bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Selasa.
Pembinaan G-AKSI dipusatkan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Lido Kabupaten Bogor, Jawa Barat, akan berlangsung selama empat hari.
"Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan generasi muda yang berkarakter agar ke depan dapat memimpin diri mereka dan teman-teman menjadi pelajar yang berprestasi," kata Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad Ph.D.
Hamid mengatakan, Kementerian Pendidikan menyambut baik diselenggarakannya G-AKSI tersebut sebagai salah satu upaya mencegah terjadinya tawuran di kalangan pelajar.
Adapun peserta yang ikut dalam kegiatan G-AKSI tersebut adalah perwakilan dari sejumlah sekolah se-Jabodetabek. Mereka terdiri dari ketua dan anggota OSIS dan juga beberapa siswa dari sekolah yang pernah terlibat tawuran seperti SMA 70.
"Disini kita ingin menegaskan bahwa tidak ada stigmanisasi bahwa yang ikut kegiatan ini adalah pelajar yang bermasalah (Tawuran) tapi mereka-mereka yang memiliki jiwa kepemimpinan di sekolah," kata Hamid.
Hamid menambahkan, kegiatan tersebut sangat relevan dan penting dilakukan mengingat tantangan generasi muda kedepan terutama menyiapkan generasi muda yang berkarakter.
"Mempersiapkan generasi muda yang berkarakter merupakan keharusan. Pendidikan karakter ini mampu mendorong Indonesia emas pada 2015," katanya.
Sementara itu, Direktu Bimas Polda Metro Jaya Kombes Yossi Haryoso mengatakan, kegiatan G-AKSI diikuti oleh 674 peserta yang dibagi dalam tiga gelombang.
Gelombang pertama berlangsung mulai 19 November hingga 24 November diikuti sebagai 204 siswa. Untuk gelombang ke II dilaksanakan 27 November-2 Desember dan gelombang ke III 4-9 Desember.
"Materi pendidikan dengan menggunakan sistem outward bond yang juga dibarengi dengan pendidikan spiritual dan mental," katanya.
Kombes Yossi mengatakan, pembina tersebut berasal dari unsur kepolisiaan, Kementerian Pendidikan dan beberapa tenaga ahli lainnya.
Laily R
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012
Pembinaan G-AKSI dipusatkan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Lido Kabupaten Bogor, Jawa Barat, akan berlangsung selama empat hari.
"Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan generasi muda yang berkarakter agar ke depan dapat memimpin diri mereka dan teman-teman menjadi pelajar yang berprestasi," kata Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad Ph.D.
Hamid mengatakan, Kementerian Pendidikan menyambut baik diselenggarakannya G-AKSI tersebut sebagai salah satu upaya mencegah terjadinya tawuran di kalangan pelajar.
Adapun peserta yang ikut dalam kegiatan G-AKSI tersebut adalah perwakilan dari sejumlah sekolah se-Jabodetabek. Mereka terdiri dari ketua dan anggota OSIS dan juga beberapa siswa dari sekolah yang pernah terlibat tawuran seperti SMA 70.
"Disini kita ingin menegaskan bahwa tidak ada stigmanisasi bahwa yang ikut kegiatan ini adalah pelajar yang bermasalah (Tawuran) tapi mereka-mereka yang memiliki jiwa kepemimpinan di sekolah," kata Hamid.
Hamid menambahkan, kegiatan tersebut sangat relevan dan penting dilakukan mengingat tantangan generasi muda kedepan terutama menyiapkan generasi muda yang berkarakter.
"Mempersiapkan generasi muda yang berkarakter merupakan keharusan. Pendidikan karakter ini mampu mendorong Indonesia emas pada 2015," katanya.
Sementara itu, Direktu Bimas Polda Metro Jaya Kombes Yossi Haryoso mengatakan, kegiatan G-AKSI diikuti oleh 674 peserta yang dibagi dalam tiga gelombang.
Gelombang pertama berlangsung mulai 19 November hingga 24 November diikuti sebagai 204 siswa. Untuk gelombang ke II dilaksanakan 27 November-2 Desember dan gelombang ke III 4-9 Desember.
"Materi pendidikan dengan menggunakan sistem outward bond yang juga dibarengi dengan pendidikan spiritual dan mental," katanya.
Kombes Yossi mengatakan, pembina tersebut berasal dari unsur kepolisiaan, Kementerian Pendidikan dan beberapa tenaga ahli lainnya.
Laily R
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012