Bogor (Antara Megapolitan) - Pemanfaatan wilayah laut sebagai lokasi budidaya perlu ditingkatkan, misalnya melakukan budidaya udang menggunakan karamba jaring apung (KJA). Budidaya udang di KJA diharapkan dapat menekan isu pemanfaatan daratan sebagai tambak yang berdampak pada permasalahan lingkungan.

Keunggulan laut untuk budidaya udang, antara lain kadar oksigen terlarut relatif stabil dan mutu daging udang yang dihasilkan lebih tinggi.

Terkait hal ini, sejumlah peneliti dari Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan penelitian tentang kinerja penumbuh perifiton pada budidaya udang vaname di KJA.

Mereka adalah Rifka Liling Panlinggi, Tatag Budiardi dan Daniel Djokosetiyanto. Penelitian dilakukan dari bulan April-Juni 2016 di Teluk Sendang, Pemuteran, Bali Utara.

Udang vaname adalah salah satu komoditas unggulan ekspor dalam bidang perikanan Indonesia. Tingginya permintaan udang vaname mendorong petambak udang vaname di Indonesia terus meningkatkan kinerja produksi, salah satunya dengan memperluas area tambak.

Tatag mengatakan, pemanfaatan KJA di laut sebagai lokasi budidaya udang masih jarang dilakukan dan beberapa masih dalam tahap percobaan, seperti percobaan padat tebar yang optimal dan penerapan berbagai teknologi.

''Berdasarkan kualitas diketahui bahwa udang vaname yang dipelihara pada air laut memiliki kandungan protein tinggi, rendah kadar air dan memiliki kandungan umami yang tinggi, rasa lebih gurih, memiliki rasa yang manis dan tidak mengandung off-flavor,'' ujarnya.

Ia menjelaskan teknologi perifiton berfungsi untuk menyediakan makanan alami guna menekan nilai feed convertion ratio (FCR) pada budidaya udang di tambak.

Pada penelitian ini upaya untuk meningkatkan kesuburan air laut dalam KJA dilakukan dengan menambahkan substrat penumbuh perifiton (Perisel) yang diharapkan biofouling dapat tumbuh dan bisa menyediakan makanan alami bagi udang.

Biofouling adalah akumulasi secara bertahap organisme dalam air seperti ganggang, bakteri, kerang, dan protozoa pada sebuah permukaan struktur peralatan bawah air, struktur pipa, struktur lambung kapal dan lain-lain yang dapat menimbulkan sifat korosi dari struktur yang ditumbuhinya, sehingga dapat membuat gangguan dari struktur dan sistem peralatan tersebut.

Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa hasil analisis kinerja produksi menunjukkan bahwa perlakuan perisel berbahan benang serabut pendek (PA) memiliki kelangsungan hidup yaitu 69,98 persen; rasio konversi pakan dan koefisien keragaman yang lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya, yaitu masing-masing bernilai 1,74 dan 3,21.

Penempelan dan kepadatan perifiton yang baik  diperoleh pada perlakuan perisel PA. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penambahan perisel sebagai selter dan penumbuh perifiton diperoleh hasil produksi yang baik.(AT)

Pewarta: Humas IPB/Tatag Budiardi dan Tim

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017