Bogor (Antara Megapolitan) - Proses pengecekan darah pada pasien gawat darurat seperti
korban kecelakaan, biasanya dapat dilakukan dengan mudah di rumah sakit
perkotaan yang memilki sarana mendukung, akan tetapi lain cerita jika berada di
daerah pelosok dengan segala keterbatasannya.
Seorang dokter hewan muda dari Fakultas Kedokteran Hewan,
Institut Pertanian Bogor (FKH IPB), Mokhamad
Fakhrul Ulum bersama tim-nya berhasil membuat alat sederhana dari benang yang
dapat digunakan untuk analisis darah.
Berbagai keterbatasan dan kesulitan banyak dijumpai di daerah
terpencil. Tidak ada listrik apalagi sinyal Handphone
(HP), akan tetapi bahan seperti kain dan benang dari kapas pasti sudah ada di daerah
pelosok.
"Jika kita fokus pada alat canggih, maka layanan kesehatan tidak akan menyentuh pasien di daerah pelosok, latar belakang lain saat sekolah di luar negeri kita terbiasa dengan peralatan canggih. Namun saat kembali ke Indonesia kita bertemu dengan alat yang terbatas. Kita coba mengeksplor material pertanian yang sudah ada di pelosok tanah air, jadi ini IPB banget, dari bahan-bahan produk pertanian seperti kapas dapat kita gunakan untuk mengembangkan perangkat diagnostik,jadi ini IPB banget," kata Fakhrul.
"Jika kita fokus pada alat canggih, maka layanan kesehatan tidak akan menyentuh pasien di daerah pelosok, latar belakang lain saat sekolah di luar negeri kita terbiasa dengan peralatan canggih. Namun saat kembali ke Indonesia kita bertemu dengan alat yang terbatas. Kita coba mengeksplor material pertanian yang sudah ada di pelosok tanah air, jadi ini IPB banget, dari bahan-bahan produk pertanian seperti kapas dapat kita gunakan untuk mengembangkan perangkat diagnostik,jadi ini IPB banget," kata Fakhrul.
Alat ini terdiri atas beberapa helai benang yang disusun di atas
plat pada ujung-ujungnya menyerupai dawai gitar. Awalnya, antikoagulan untuk
mencegah penggumpalan darah, terlebih dahulu diteteskan pada setengah panjang
benang dan dikeringkan. Berikutnya pada bagian pangkal benang tersebut diteteskan
sampel darah.
"Darah akan mengalir sampai bagian benang yang tidak terdapat antikoagulan, kemudian plasma tersebut akan terpisah dari darah dan terus mengalir sampai ujung benang. Pada bagian ujung benang sebelumnya telah diberikan reagen-reagen yang telah disesuaikan dengan indikator yang akan diamati," ujar Fakhrul.
"Darah akan mengalir sampai bagian benang yang tidak terdapat antikoagulan, kemudian plasma tersebut akan terpisah dari darah dan terus mengalir sampai ujung benang. Pada bagian ujung benang sebelumnya telah diberikan reagen-reagen yang telah disesuaikan dengan indikator yang akan diamati," ujar Fakhrul.
Ketika darah telah berpisah dengan plasma maka pada bagian
ujung benang akan terlihat jernih, tapi basah.
"Selanjutnya tinggal kita deteksi dengan reagen khusus, misalnya untuk glukosa, nitrit untuk kelainan jantung, atau protein dan sebagainya. Indikasi pada alat ini berupa perubahan warna hasil reaksi terlihat pada bagian yang telah dikandungkan reagen sebelumnya," jelasnya.
"Selanjutnya tinggal kita deteksi dengan reagen khusus, misalnya untuk glukosa, nitrit untuk kelainan jantung, atau protein dan sebagainya. Indikasi pada alat ini berupa perubahan warna hasil reaksi terlihat pada bagian yang telah dikandungkan reagen sebelumnya," jelasnya.
Ia menambahkan, dengan perangkat ini, pasien di daerah pelosok dapat diselamatkan.
"Dokter-dokter yang dikirim ke pelosok bisa melakukan cek darah langsung dengan perangkat ini sehingga penanganan medis dapat cepat diberikan," tandasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017