Purwakarta (Antara Megapolitan) - Kegiatan Hari Santri Nasional di Kabupaten Purwakarta ditandai dengan pemecahan Rekor Museum Rekor Indonesia atau MURI kategori pembacaan nadzoman dengan peserta terbanyak dan serempak.

"Ini pertama kali di Jawa Barat, pertama kali di Indonesia, sebanyak 15 ribu orang membacakan nadzom secara serempak," kata Manajer MURI Triyono, dalam siaran pers yang diterima di Purwakarta, Selasa.

Ia mencatat, tidak kurang dari 15 ribu peserta yang membacakan nadzom yang dibawakan dalam bahasa Sunda tersebut dalam kegiatan yang digelar di area Taman Pesanggrahan Padjadjaran Purwakarta, Senin malam.

Dalam kegiatan itu, pelafalan syair dalam bahasa daerah yang pertama kali diselenggarakan. Faktor ini menjadikan alasan tersendiri, nadzom serempak dicatatkan sebagai rekor di Museum Rekor Indonesia.

"Bukan hanya terbanyak, ini unik dan pertama kali menggunakan bahasa daerah dalam hal ini bahasa Sunda," katanya.

Nadzom sendiri merupakan kosakata yang berasal dari bahasa Arab yang berarti syair yang memiliki keteraturan dalam rima yang sudah ditentukan oleh penyair.

Dalam sastra Arab terdapat beberapa pengaturan rima dan irama yang disebut dengan bahar. Di antaranya, bahar rojaz, bahar basith dan bahar kamil.

Sedangkan dalam terminologi Sunda, nadzom dikenal sebagai syair yang berisi ajaran tentang falsafah yang mendorong pembacanya untuk berbuat baik dan tidak melanggar ajaran Agama Islam yang sudah digariskan.

Iramanya ada yang ditentukan secara bebas, ada pula yang diselaraskan dengan seni Sunda atau Jawa seperti laras pelog dan salendro.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi memiliki tujuan tersendiri melalui langkah dirinya yang menghidupkan kembali nadzoman di kalangan santri.

Ia menilai, selain merupakan ciri khas santri, nadzom juga berisi tentang petuah akhlak mulia yang harus dijalankan dalam kehidupan sehari-hari.

"Ini harus menjadi ciri khas santri zaman sekarang. Jadi sebelum waktu shalat tiba, mereka harus melafalkan nadzom, jangan diganti dengan rekaman mp3 yang diputar berulang-ulang. Feel-nya tidak masuk," katanya.

Pewarta: M. Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017