Bogor (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat bersiap menghadapi bonus demografi dengan salah satu upayanya adalah melahirkan generasi berencana dimulai dari kalangan remaja.

"Untuk menghadapi bonus demografi ini perlu disiapkan anak-anak yang berkarakter dan memiliki masa depan yang terencana," kata Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bogor, Yane Ardian Bima Arya usai sosialisasi Generasi Berencana bagi Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) di Balai Kota, Senin.

Yane menyebutkan untuk itu perlu dilakukan sosialisasi tentang Generasi Berencana kepada PIK-R sebagai kelompok kerja yang akan mengimplementasikan tugasnya di lapangan. Generasi berencana tersebut dalam kehidupnya memiliki perencaan dimulai dari pendidikan, pekerjaan dan pernikahan.

Ia mengatakan sudah ada 58 kelompok kerja PIK-R yang dibentuk oleh Pemkot Bogor, agar lebih optimal perannya di lapangan maka perlu ditingkatkan kapasitasnya melalui sosialisasi tersebut.

"Kita harapkan Pokjaya Kota Bogor yang didominasi remaja dan pelajar ini dapat menjadi agen di lapangan yang dapat mensosialisasikan tentang generasi berencana tersebut," tuturnya.

Sosialisasi tersebut dibuka secara resmi oleh Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dan dihadiri narasumber seorang motivator Aris Ahmad Jaya.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyebutkan ada tiga pola remaja yang ditemukannya saat ini yakni remaja galau dengan dirinya, kelompok remaja yang asik dengan dirinya, dan kelompok remaja yang sudah selesai dengan dirinya.

"Kelompok remaja yang sudah selesai dengan dirinya inilah kelompok yang sudah tau maunya apa, arahnya kemana, dan bagaimana," ujar Bima.

Ia mengatakan ada banyak contoh inspiratif yang dapat ditiru dalam melahirkan anak-anak yang berkarakter dan sukses dalam karirnya sebagai contoh Keluarga Halilintar yang memiliki 11 anak dengan berbagai keunikan dan bakan serta keahliannya.

"Keluarga harus mempunyai perencanaan, anaknya mau jadi apa harus disiapkan," ucap Bima.

Mengutip dari doa seorang jenderal besar asal Amerika Douglas McArthur yang mendoakan anak-anaknya dengan doa yang tidak lazim yakni meminta kepada Tuhan agar anak-anaknya diberikan jalan yang tidak mudah, dan dibesarkan dalam tantangan.

"Ayah saya juga mendoakan hal yang sama, awalnya protes kenapa saya didoakan susah bukannya diberikan kemudahan. Baru-baru ini saya sadar, tidak ada orang yang besar tanpa persoalan. Persoalan membuat kita matang, kokoh dan kuat," tuturnya.

Contoh lainnya, lanjut Bima adalah mantan Presiden SBY yang telah menyiapkan anaknya Agus Murthi Yudhoyono untuk menghadapi persoalan-persoalan yang kini terjun ke dua politik.

"Seperti SBY yang menceplungi AHY di Pilkada Jakarta, merencanakan untuk menghadapi persoalan adalah tantangan kita semua," kata Bima.

Diakhir paparannya Bima mengharapkan para generasi muda Kota Bogor untuk merapatkan barisa, mengingat kondisi Bogor yang kini dikepung berbagai persoalan terakit remaja, seperti kasus gladiator, hingga minuman keras dan kejahatan lainnya.

"Justru kita kasihan anak-anak sekarang dicekokin rokok, miras, dan obat-obatan telarang, awalnya dari gengsi tidak merokok, gengsi tidak minum-minum, akhir coba-coba dan ujungnya nyobain PCC, generasi muda ini harus kita bentengi bersama," katanya.

Bima menambahkan Kota Bogor mau membangun tren positif bagi anak mudanya dengan mau berolahraga, seperti yang sering ia publikasikan melalui akun media sosialnya yang kerap mengikuti kegiatan olahraga.

"Mau diomongin pencitraan, sering posting kegiatan olah raga, kita harus menjadi berbeda, karena anak muda itu punya kertertarkan mencari idola, kita bangun semua positif dengan berolah raga," kata Bima.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017