Bogor (Antara Megapolitan) - Ratusan mahasiswa, alumni dan pemuda tani mengikuti bimbingan teknis program pendampingan/pengawalan pertanian yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Bogor, Jawa Barat, Jumat guna mengawal pertanian.

Kepala STPP Bogor, Nazaruddin mengatakan Bimtek tersebut merupakan tahap akhir dari persiapan pendampingan/pengawalan mahasiswa dan pemuda tani di wilayah Jawa Barat, Lampung, Bengkulu, dan Banten sebelum turun ke lapangan bulan Oktober hingga November mendatang.

"Bimtek ini memberikan penjelasan kepada mahasiswa, alumni dan pemuda tani, memberikan mereka pengawalan apa yang harus dilakukan selama di lapangan," kata Nazar.

Menurutnya Bimtek kali ini berbeda dengan yang sebelumnya karena target pendampingan atau pengawalan untuk penambahan luas tanam. Kali ini yang dilakukan pengawalan perbenihan dan pembibitan, dengan fokus utama kedelai dan bawang putih, termasuk juga hortikultura dan peternakan.

"Intinya tugas mereka meningkatkkan produktivitas bawang putih atau kedelai di wilayah pendampingannya memastikan benih dan bibitnya tersalurkan dengan tepat sasaran," katanya.

Ia menyebutkan pendampingan dan pengawalan oleh mahasiswa/alumni dan pemuda tani salah satu tujuannya menyukseskan Nawacita Presiden Joko Widodo dan program Kementerian Pertanian dalam mewujudkan swasembada pangan.

Khususnya untuk kedelai dan bawang putih target swasembada dipercepat dari tahun 2020 dan 2033 menjadi 2019.

Termasuk juga untuk mempercepat terbentuknya korporasi petani dengan adanya keterlibatan pemuda tani.

"Program pendampingan dan pengawalan ini melibatkan pemuda tani tujuannya agar mereka benar-benar memahami persoalan pertanian, dan berharap mereka makin bergairah memajukan pertanian berbasis industri," kata Nazaruddin.

STPP Bogor ditunjuk oleh Kementerian Pertanian sebagai koordinator kerja Jawa Barat, Banten, Bengkulu dan Lampung program pendampingan/pengawalan mahasiswa/alumni dan pemuda tani APBN-P 2017.

Selain STPP ada tujuh perguruan tinggi negeri lainnya yang menjadi mitra dalam program tersebut. Tujuh perguruan tinggi negeri tersebut yakni IPB, Universtas Siliwangi (Tasikmalaya), Universitas Padjajaran, Universitas Singaperbangsa (Karawang), Universitas Lampung, Universtas Bengkulu, dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Banten).

Dalam program ini STPP Bogor menurunkan mahasiswa dan dosen sebagai tenaga pendampingan sedangkan tujuh perguruan tinggi mitra menurunkan para alumninya.

Selain pengawalan benih, juga dilakukan pendampingan untuk peternak yang ada di Provinsi Lampung guna menyukseskan program Sapi Wajib Bunting atau Siwab.

Nazaruddin menekankan tugas tenaga pendamping dari mahasiswa/alumni, pemuda tani STPP Bogor dan perguruan tinggi mitra yakni memberikan pendampingan dan pengawalan benih di lapangan, bersinergi dengan dinas terkait, pembimbingan dan instansi terkait guna memastikan target pertanian tercapai dengan baik.

Dari 179 tenaga pendamping STPP Bogor terdiri atas 89 mahasiswa jurusan peternakan, 90 mahasiswa jurusan pertanian, dan 38 orang dosen, sisanya 18 dosen untuk mendampingi Pemuda Tani.

Wilayah sebaran tenaga pendamping STPP Bogor ada di Provinsi Jawa Barat, meliputi Sukabumi 20 orang pendamping, Cianjur 10 orang, Pangandaran 30 orang, Garut 30 orang.

Sedangkan 89 mahasiswa peternakan diturunkan ke Provinsi Lampung mengawal aseptor Siwab tersebar di Lampung Selatan 20 orang, Lampung Utara 10 orang, Lampung Timur 20 orang, Lampung Tengah 39 orang.

Sementara itu jumlah alumni tujuh perguruan tinggi negeri mitra yang diturunkan, Universitas Siliwangi (Tasik) ada 76 orang, Garut juga 76 orang, Unpad 120 orang tersebar di Kabupaten Bandung. IPB ada 60 orang tersebar di tiga kabupaten yakni Cirebon, Majalengka dan Garut.

Unsika ada 40 orang tersebar di Indramayu, Unila mengerahkan 180 alumninya, Unib 60 orang alumni dan Untirta sebanyak 75 alumni.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017