Bogor (Antara Megapolitan) - Pondok Pesantren Pembinaan Umat Yayasan Jam`ayyatul Hidayah, Desa Cibuntu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat melatih puluhan pemuda untuk bertani, beternak, dan budi daya ikan.

Pelatihan pertanian terpadu untuk pemuda penjaga bumi berlangsung, Sabtu, di Ponpes Pembinaan Umat Yayasan Jam`ayyatul Hidayah.

"Target kegiatan ini untuk 60 orang pemuda dan pemudi, tetapi yang ikut hadir mencapai 96 orang," kata Ketua Yayasan Jam`iyyatul Hidayah Utin Rustini.

Utin menjelaskan program pelatihan pemuda penjaga bumi bekerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

"Ponpes menjadi motivator dan fasilitator untuk pemuda-pemudi di Desah Cibuntuh. Ponpes Pemberdayaan umat bersinergi dengan pemerintah menjadi ujung tombak masyarakat," kata Utin.

Ia mengatakan motivasi kegiatan tersebut adalah untuk memberdayakan pemuda dan pemudi di Desa Cibuntu menjadi pelopor pejaga bumi melalui pertanian terpadu.

"Di Desa Cibuntu ini kebanyakan pemuda tamatan SMP tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA, hobinya kumpul-kumpul dan nongkrong-nongkrong," katanya pula.

Tahap awal pelatihan tersebut berlangsung secara teori dengan menghadirkan sejumlah narasumber berkompeten di bidangnya.

Untuk pertanian dan perikanan hadir pembicara dari Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Bogor. Sedangkan peternakan dipaparkan oleh H Dwi Susanto seorang motivator yang memiliki peternakan yang seluruh asetnya untuk memuliakan anak yatim.

"Ada juga pembicara dari Puslitbiotek LIPI yang memberikan materi tentang produk bioteknologi," katanya.

Pelatihan pertanian terpadu tersebut juga diisi dengan materi tentang pengolahan sampah yang disampaikan oleh Ratu Sampah peraih Penghargaan Kalpataru tahun 2015 Sri Bebassari dari Pusat Pengembangan Riset Sampah Indonesia (Perisai).

"Kami mengkombinasikan pelatihan pertanian terpadu ini dengan pengolahan sampah, karena kami ingin tumbuh kepedulian pemuda dan pemudi soal sampah," katanya pula.

Para pemuda dan pemudi diberi motivasi tentang sampah tidak hanya sebagai pengrusak lingkungan, tapi mengolah sampah menjadi emas (lebih bermanfaat).

Utin menambahkan pelatihan tersebut untuk memotivasi pemuda-pemudi Desa Cibuntuh menjadi wirausahawan, mengembangkan pertanian di daeranya, sehingga tidak bergantung hidup menjadi buruh atau pekerja.

"Menjadi pekerja kita harus siap untuk di PHK, tapi menjadi wirausahawan kita dituntut untuk terus berbuat dan berinovasi," kata dia.

Menurut Utin akan ada evaluasi setelah pelatihan tahap pertama, siapa pemuda dan pemudi yang memiliki minat tinggi dalam pengelolaan pertanian terpadu tersebut.

Sambil mengevaluasi, ponpes akan menindaklajutinya dengan penyediaan lahan untuk bercocok tanam, berkolam maupun beternak.

"Tahap awal pelatihan teori membangun kesadaran dan membuka wawasan, selanjutnya akan ada praktik lapangan," kata Utin.

Utin menambahkan program pelatihan tersebut diharapkan dapat mereduksi hal-hal negatif menyangkut kenakalan remaja, mengurangi pengangguran, dan membangkitkan ekonomi masyarakat.

"Selain pelatihan bagi pemuda, ponpes rutin setiap pekan memberikan pembinaan kepada warga sekitar agar termotivasi mendidik anak-anaknya mau belajar, juga jadi santri," kata Utin.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017