Bogor (Antara Megapolitan) - Kementerian Pertanian mengharapkan Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Bogor, Jawa Barat, mendukung pembangunan pertanian dengan mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

Harapan itu disampaikan Staf Ahli Menteri Pertanian bidang Infrastruktur dan Sarana, Prasarana Sam Herodian saat memberikan kuliah umum kepada mahasiswa STPP Bogor di Kampus STPP Bogor, Jumat.

"Salah satu upaya untuk mewujudkan Indonesia lumbung pangan dunia adalah mempersiapkan SDM," kata Sam.

Ia mengatakan pemerintah dalam hal ini telah mempersiapkan SDM pertanian tersebut salah satunya STPP selain ada juga perguruan tinggi pertanian lain seperti IPB dan lainnya.

"Tapi perlu diingat STPP ini baru diploma belum sarjana, tapi mereka kita harapkan memiliki kealihan lebih di bidang pertanian," kata Sam.

Dalam kuliah umum tersebut, Sam memaparkan peta jalan pembangunan pertanian Indonesia, apa saja yang sudah dilakukan, akan dilakukan oleh Kementerian Pertanian untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

Ia mengatakan Kementerian Pertanian berupaya mengembalikan Indonesia menjadi swasembada pangan seperti pada era orde baru lalu. Dimana negara mampu memenuhi kebutuhan pangannyan tanpa impor.

"Ada beberapa kebijakan yang dilakukan Menteri Pertanian yang sangat fundamental dalam sektor pertanian," katanya.

Kebijakan pertama adalah merombak sejumlah regulasi, salah satunya dalam pengadaan pupuk yang selama ini sering dikeluhkan oleh petani hampir di semua wilayah.

"Yang tadinya harus tender, baru pupuk ada itupun setelah tiga bulannya. Maka regulasi ini diubah oleh menteri, sehingga bisa memenuhi kebutuhan petani tanpa harus menunggu tender," katanya.

Kementerian Pertanian lanjutnya, juga mengembangkan Toko Tani Indonesia (TTI) yang berfungsi untuk mengendalikan harga dan mengembangkan usaha pangan masyarakat.

Tercatat dari tahun 2015 sudah ada 986 TTI sampai 2016 atau 89,2 persen tercapai dari target 1.086 TTI di tahun tersebut. Ditargetkan ada 2.000 TTI di seluruh Indonesia sampai tahun 2019.

Hal-hal yang sudah dicapai oleh Kementerian Pertanian yakni peningkatan produksi pangan strategis seperti padi tahun 2014 sebesar 70,6 juta ton naik menjadi 79,1 juta ton di tahun 2016. Bawang merah dari 1 juta ton di tahun 2014 menjadi 1.2 juta ton di tahun 2016.

Begitu pula dengan cabai, jagung, dan kedelai, serta produk perkebunan lainnya seperti kakao, kopi, pala dan lainnya.

"Kementerian Pertanian ingin mengembalikan kejayaan perkebunan Indonesia seperti pada masa dulu, dengan mengembalikan keunggulan perkebunan kita," kata Sam.

Untuk upaya khusus (Upsus) jagung tahun 2016 masih impor 60 persen, bawang merah 77 persen impor di tahun 2015, di tahun 2016 sudah tidak ada impor lagi. Untuk ketersediaan beras mencapai 2,6 juta ton di bulan Oktober 2016.

"Hemat devisa negara sebesar Rp52 triliun. Pertanian menjadi penyumbang tertinggi PDB triwulan kedua," katanya.

Untuk di sektor peternakan lanjutnya, Kementerian Pertanian juga menggalakkan program Sapi Wajib Bunting (SIWAB) target 2016 sebanyak 3 juta ekor akseptor, di tahun 2017 ini naik menjadi 4 juta akseptor.

"Kini BET Cipelang sedang mengembangkan sapi Belgian Blue yang diharapkan bisa membantu mewujudkan swasembada daging," katanya.

Sam menambahkan Kementerian Pertanian berupaya untuk mensejahterakan petani, tugas tersebut juga menjadi tanggungjawab semua pihak termasuk STPP Bogor bertugas untuk membuat para petani lebih sejahtera.

"Mahasiswa STPP Bogor merupakan calon-calon petani masa depan, supaya mereka bisa mengetahui apa yang terjadi di negara ini terutama apa yang menjadi kebijakan kebijakan Kementeri Pertanian, mereka nantinya akan menjadi penyuluh," kata Sam.

Ketua STPP Bogor Nazaruddin menambahkan mahasiswa STPP Bogor sebagai salah satu unit pendidikan di Kementerian Pertanian harus mengetahui kebijakan pertanian

"Memberikan motivasi kepada mahasiswa bahwa kewajiban mereka selain belajar dan menerima pelajaran dari dosen, harus tau betul kewajibannya salah satunya mendukung pembangunan pertanian," kata Nazaruddin.

Kuliah umum yang diikuti oleh mahasiswa STPP Bogor bertujuan untuk memberikan pemahaman agar mengetahui progres pembangunan pertanian tahun ini dan periode sebelumnya.

"Sehingga mahasiswa mendapat gambaran seperti apa gerak cepat Menteri Pertanian menuju swasembada pangan," kata Nazaruddin.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017