Sebanyak 25 orang Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas II Tanjungpandan, Kantor Wilayah Kemenkumham Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menjalankan prosesi membasuh kaki ibunya dengan penuh rasa haru sebagai tanda bakti anak kepada orang tua.

Kepala Lapas Kelas II B Tanjungpandan, Gowim Mahali di Badau, Sabtu mengatakan prosesi basuh kaki ibu yang dilakukan 25 orang narapidana tersebut merupakan rangkaian kegiatan memperingati Hari Ibu ke-96 tahun 2024. 

"Dengan tujuan mengembalikan peranan orang tua dan menguatkan mental anak selama menjalani masa pidana," katanya.

Baca juga: Sambut Hari Ibu, Kecap Sedaap gelar kompetisi makanan kesukaan Ibu

Ia mengatakan kehadiran para keluarga terutama istri dan orang tua menjadi dukungan semangat bagi para WBP agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik hingga selesai menjalani tahapan pembinaan di Lapas Kelas II B Tanjungpandan.

"Manfaatkan kehadiran orang tua lebih khususnya ibu selagi ada dan dekat dengan kita itulah keramat yang harus kita rawat untuk mendapatkan berkah dalam kehidupan," ujar Kalapas Tanjungpandan di hadapan para WBP.

Kegiatan peringatan Hari Ibu ke-96 tahun 2024 di Lapas Kelas II Tanjungpandan diawali pembacaan puisi berjudul "Air Mata Rindu Pada Ibu" yang dibuat dan dibacakan oleh WBP dari blok wanita. 

Kemudian acara dilanjutkan dengan prosesi pembasuhan kaki ibu oleh masing-masing WBP Lapas Kelas II B Tanjungpandan.

Baca juga: Hari Ibu jadi momentum untuk bangkitkan kemandirian wanita

Suasana haru menyelimuti prosesi pembasuhan kaki tersebut, isak tangis orang tua juga pecah pada saat melihat anak mereka membasuh kaki dengan penuh kasih sayang. 

Tidak hanya membasuh kaki, sejumlah narapidana anak menyampaikan permintaan maaf dengan cara memeluk orang tua mereka atas kesalahan yang telah diperbuat.

Ketua DPRD Kabupaten Belitung Vina Cristyn Ferani di Badau, Sabtu sangat mengapresiasi kegiatan peringatan Hari Ibu 2024 yang dilaksanakan oleh Lapas Kelas IIB Tanjungpandan.

Vina mengaku dalam sepanjang hidupnya baru pertama kali mengunjungi Lapas Kelas II B Tanjungpandan. 

Baca juga: Sekelompok wanita Belanda peringati Hari Ibu dengan aksi demo dukung Palestina

Dalam kesempatan itu pula, ia bercerita bahwa dirinya telah kehilangan sosok seorang ibu untuk selamanya pada usia 16 Tahun.

Namun hal itu justru menjadi pemacu semangatnya untuk berkompetisi dan berprestasi membuat bangga keluarga. 

“Luar Biasa momentum hari ini mengingatkan saya  hangatnya pelukan seorang Ibu dan akan selalu teringat dalam diri saya untuk terus berbuat baik kepada siapapun," katanya.

Pewarta: Kasmono/Apriliansyah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024