Bogor (Antara Megapolitan) - Pakar Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof.Dr.Ir.Ahmad Sulaeman mengatakan konsumsi daging segar dan daging beku sama baiknya.

''Konsumsi daging beku sama baik dan sama bagusnya. Yang harus diperhatikan adalah produsen harus mencantumkan tanggal produksi untuk memberikan kepastian bahwa produk daging beku masih baru,'' kata Prof. Ahmad dalam Workshop Kesadaran Konsumen dan Rantai Pasok Daging Sapi  Beku di Indonesia, Kamis (31/8).

Kegiatan yang digelar Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) dan Fakultas Peternakan IPB  ini bertempat di Ruang Mahoni di Kampus IPB Taman Kencana, Bogor.

Menurut Prof. Ahmad tentang riset kesadaran dan penerimaan konsumen terhadap daging sapi beku masih jarang. Riset yang pernah dilakukan baru seputar ayam beku. Masih ada persepsi di masyarakat bahwa ayam beku merupakan daging impor, sudah lama, tidak jelas keamanan dan kehalalannya.

Konsumen juga beranggapan  ayam beku yang diawetkan tidak mengandung vitamin dan mineral serta tidak bergizi. Padahal sebetulnya daging beku dan segar khususnya ayam memiliki kualitas yang sama amannya.

''Perlu upaya dari berbagai sistem manajemen yang ada melakukan public campaign. Selain itu riset untuk menunjukkan daging beku memiliki kecukupan gizi protein hewani sehingga masyarakat yakin. Strategi yang paling pas bagaimana supaya masyarakat awareness terhadap daging beku. Kita harus saling mendorong bersama,'' ucap Prof. Ahmad.

Prof. Luky Abdullah, Chairman FLPI menyampaikan FLPI merupakan wadah berbagi ide dan sarana kerjasama antara akademisi, bisnis, governance dan community dalam bidang logistik peternakan dan didirikan  pada  tahun 2015 serta tiap tahun memperluas network-nya.

Anggota FLPI saat ini sudah mencapai 40 lebih yang berasal dari asosiasi, company, governance, dan community. Saat ini FLPI sudah membuat peta apa yang menjadi topik bahasan, mulai dari on farm sampai dengan consummer. Dalam pertemuan tersebut dibahas apakah  konsumen memiliki kesadaran tentang daging beku dan disukai.

''Melalui workshop ini kami ingin membangun opini, sejauhmana tingkat acceptability yang selama ini tidak terpotret oleh kita khususnya tentang bisnis peternakan. Oleh karena itu  kita terus membangun kesadaran masyarakat,'' kata Prof. Luky.

Lebih lanjut Prof. Luky mengatakan FLPI bekerjasama dengan Fakultas Peternakan IPB  memiliki Program Sarjana Strata 1 plus logistik peternakan dan Program Studi S2 Logistik Peternakan yang merupakan satu satunya di Indonesia.

Terkait hal ini Fakultas Peternakan IPB juga telah bekerjasama dengan Belanda dalam hal capacity building sumber daya manusia.

''Untuk itu kami membuat satu forum yaitu FLPI untuk menggabungkan antara Academician Business Government Community (ABGC),'' jelas Prof. Luky.

Program yang diinisiasi menjadi S1 plus logistik ini sesuai Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dimana S1 di-upgrade. Jika lulus program ini bisa bekerja di perusahaan.

Mereka akan lebih kompetitif dan syaratnya harus lulus S1 terlebih dahulu. Sementara untuk program S2 ditujukan pada posisi rantai pasok peternakan di Indonesia.

Dekan Fapet IPB, Dr.Ir. Moh.Yamin ketika membuka acara menyampaikan selamat kepada FLPI.

''Saya sangat mengapresiasi tema yang dipilih dalam workshop.Tema tersebut merupakan salah satu persoalan yang dihadapi masyarakat termasuk di pasar tradisional daging yang dipasarkan adalah daging beku. Ini Pekerjaan Rumah (PR) besar, khususnya pendidikan tinggi dan lembaga riset bagaimana cara mendidik konsumen. Bagaimana menghasilkan daging yang sehat. Konsumen perlu dibangun kesadaran dan dididik dengan  berbagai metode, karena daging sapi harus selalu segar karena sifat produk peternakan sangat mudah sekali rusak,'' paparnya.

Hadir narasumber lain Direktur P2HNAK, Dr.Fini Murfiani  yang membahas regulasi pemerintah terhadap rantai pasok daging beku dan Marina Ratna D Kusumajati membahas tentang kondisi terkini distribusi daging sapi segar dan daging sapi beku. (Dh/ris)

Pewarta: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017