Kebaikan sedekah itu sukses mengalirkan air bersih bagi santri di Pondok Pesantren Daarul Hijrah, Tanralili, Maros.
"Sumur bor sedalam 26 meter telah hadir untuk memenuhi kebutuhan air bersuci, mandi, dan mencuci," ungkap Kadiv Program dan Pemberdayaan BMH Sulsel, Basori Shabirin dalam keterangannya, Jumat.
Aliran air dari sumur ini tak hanya menyegarkan asrama santri, tetapi juga menjangkau rumah warga sekitar, sekolah, dan masjid pesantren. Sebagai pelengkap, tandon air turut BMH serahkan demi memastikan distribusi air yang merata.
Tak mampu menahan rasa syukur, Aisyah (13), salah satu santri, menceritakan kesulitan yang sering mereka hadapi sebelum adanya sumur ini.
"Dulu airnya sering habis. Kadang kami harus minta ke tetangga pesantren. Sekarang, alhamdulillah, airnya lancar jaya,” ujar remaja yang kini telah hafal empat Juz Alquran itu.
Perubahan ini, katanya, sangat berarti: tak lagi ada salat yang tertunda atau cucian yang tak bersih karena menunggu air.
Ustadz Muhammad Kaisar, Pembina Pesantren Daarul Hijrah, mengungkapkan rasa syukurnya. Ia meminta santri-santrinya untuk mendoakan para donatur di setiap selesai shalat malam.
“Adik-adik yang belajar dan menghafal Al-Qur'an di sini harus ingat, kewajiban kita adalah mendoakan kebaikan bagi orang yang telah berdonasi," ujarnya.
Dalam acara peresmian, Kepala Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Sulsel turut hadir dan membacakan ayat At-Taubah 103.
“Islam ini indah. Bagi yang mampu, diperintahkan untuk berzakat dan bersedekah. Sedangkan kita yang menerima manfaat, dianjurkan untuk berdoa. Doa itu yang akan menjadi penenang jiwa mereka," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
"Sumur bor sedalam 26 meter telah hadir untuk memenuhi kebutuhan air bersuci, mandi, dan mencuci," ungkap Kadiv Program dan Pemberdayaan BMH Sulsel, Basori Shabirin dalam keterangannya, Jumat.
Aliran air dari sumur ini tak hanya menyegarkan asrama santri, tetapi juga menjangkau rumah warga sekitar, sekolah, dan masjid pesantren. Sebagai pelengkap, tandon air turut BMH serahkan demi memastikan distribusi air yang merata.
Tak mampu menahan rasa syukur, Aisyah (13), salah satu santri, menceritakan kesulitan yang sering mereka hadapi sebelum adanya sumur ini.
"Dulu airnya sering habis. Kadang kami harus minta ke tetangga pesantren. Sekarang, alhamdulillah, airnya lancar jaya,” ujar remaja yang kini telah hafal empat Juz Alquran itu.
Perubahan ini, katanya, sangat berarti: tak lagi ada salat yang tertunda atau cucian yang tak bersih karena menunggu air.
Ustadz Muhammad Kaisar, Pembina Pesantren Daarul Hijrah, mengungkapkan rasa syukurnya. Ia meminta santri-santrinya untuk mendoakan para donatur di setiap selesai shalat malam.
“Adik-adik yang belajar dan menghafal Al-Qur'an di sini harus ingat, kewajiban kita adalah mendoakan kebaikan bagi orang yang telah berdonasi," ujarnya.
Dalam acara peresmian, Kepala Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Sulsel turut hadir dan membacakan ayat At-Taubah 103.
“Islam ini indah. Bagi yang mampu, diperintahkan untuk berzakat dan bersedekah. Sedangkan kita yang menerima manfaat, dianjurkan untuk berdoa. Doa itu yang akan menjadi penenang jiwa mereka," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024