Bogor (Antara Megapolitan) - Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (Fahutan IPB) merupakan fakultas kehutanan tertua di Indonesia dan menjadi rujukan bagi fakultas kehutanan lainnya. Fakultas ini termasuk dalam 5 fakultas pertama yang berdiri ketika peresmian IPB pada 1963, bersama 4 fakultas lainnya yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, dan Fakultas Peternakan.

Fakultas Kehutanan IPB terdiri dari 4 departemen yaitu Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (KSHE), Departemen Silvikultur (SVK), Departemen Manajemen Hutan (MNH), dan Departemen Hasil Hutan (HH). Saat ini Dekan Fakultas Kehutanan IPB ditunjuk sebagai Ketua Forum Pimpinan Lembaga Perguruan Tinggi Kehutanan se-Indonesia.

''Berbicara tentang pertanian, maka keberadaan Fakultas Kehutanan mengambil peranan penting dalam menunjang kelangsungan pertanian dan perekonomian nasional. Keberadaan hutan dapat membantu petani dalam menyediakan air dan mengatur kesuburan tanah. Kehutanan juga merupakan ibunya pertanian, karena jika tidak ada hutan maka pertanian tidak akan berkembang dengan baik,'' ujar Dekan Fakultas Kehutanan IPB, Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, M.Sc F.Trop saat ditemui di Ruang Dekan Fakultas Kehutanan IPB, belum lama ini.

Keberadaan Fakultas Kehutanan sebagai fakultas hulu atau fakultas penyedia komoditas perlu mendapat sorotan penting dan porsi yang memadai karena menjadi sorotan utama ketika berbicara pertanian. Baik fakultas hulu, fakultas hilir, dan fakultas yang termasuk support system tidak bisa dipisahkan karena peran ketiganya penting dalam penyuksesan pengembangan pertanian dalam arti luas.

Fakultas Kehutanan IPB telah mewarnai pembangunan nasional melalui hasil riset, inovasi, dan pemikiran yang diadopsi oleh pemerintah. Fahutan IPB turut andil dalam perumusan konsep kebijakan kehutanan dan sering menjadi tempat rujukan atau konsultasi pemerintah.

Diantara riset yang telah dikembangkan Fahutan IPB yaitu biokomposit yang merupakan gabungan antara selulosa dan non selulosa. Temuan ini diinisiasi oleh Departemen Hasil Hutan.

Temuan lainnya dari Departemen Silvikultur yaitu pupuk hayati mikoriza yang dapat merangsang tersedianya hara bagi tanaman. Temuan ini telah diadopsi oleh pemerintah dengan inovasi penggunaan kapsul untuk memudahkan pembenaman pupuk di dalam tanah. Departemen Silvikultur juga menginisiasi adanya Masyarakat Silvikultur (Silviculture Society) Indonesia yang diawali oleh Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia (MAPEKI).

Departemen KSHE menginisiasi gagasan Kabupaten Konservasi, yaitu kabupaten yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari kawasan konservasi atau kawasan dilindungi.

''Fakultas Kehutanan IPB juga memfasilitasi kegiatan co-kurikuler bagi mahasiswanya untuk membantu meningkatkan kompetensi mahasiswa. Salah satu kegiatannya yaitu Studi Konservasi dan Lingkungan (SURILI) yang telah dilaksanakan sejak tahun 2005. Kegiatan ini merupakan kegiatan ekspedisi di dalam hutan untuk menginventarisasi dan mengidentifikasi spesies-spesies yang ada di dalam hutan, terutama di dalam hutan taman nasional atau kawasan konservasi. Kegiatan yang dilakukan satu tahun sekali bahkan dilakukan secara internasional,'' tandasnya.  (nur/Zul).

Pewarta: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017