Guru Besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Ervizal AM Zuhud menyebutkan potensi pangan hutan di setiap tipe habitat sebanyak 239 spesies pangan hutan. Itu merupakan hasil dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan selama beberapa tahun lalu.

Beberapa potensi pangan hutan tersebut digolongkan berdasarkan habitatnya, yakni potensi pangan hutan mangrove, hutan rawa, hutan pantai, dan hutan padang rumput. 

Sebagai kawasan tempat hidup berbagai biota peralihan daratan dan lautan, mangrove memiliki potensi ekonomi yang dapat dikembangkan termasuk potensi pangan. 

Pada umumnya bagian tumbuhan yang berpotensi sebagai sumber pangan adalah buah, contohnya buah api-api (Avicennia alba ), buah lindur (Bruquiera gymnorrhiza) dan buah pidada (Sonneratia alba). 

Selain menghasilkan pangan buah, kawasan mangrove juga menghasilkan pangan alternatif berupa tepung nipah (Nypa fructicans) yang memiliki kandungan karbohidrat yang setara dengan beras, tetapi memiliki kandungan lemak yang lebih rendah. 

Sebagai negara kepulauan dan negara maritim, Indonesia memiliki kawasan pantai yang cukup luas. Hutan pantai adalah kawasan yang banyak menyimpan sumberdaya hayati dan terkait langsung dengan kehidupan masyarakat sekitar pantai. 

Contoh spesies tumbuhan pangan sumber karbohidat antara lain: Colocasia esculenta, Dioscorea hispida, Acronichya laurifolia, dan Artocarpus altilis. Selain itu, jenis lain yang potensial untuk kebutuhan pangan yang terdapat di hutan pantai adalah buah ketapang, buah kokosan, dan beraneka ragam jenis jambu-jambuan.  

Selanjutnya kawasan hutan rawa terdapat terutama di pulau Sumatera, Kalimantan, dan Papua, beberapa di daerah di kepulauan Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara. Di kawasan ini tidak banyak tumbuhan yang berpotensi pangan, tercatat enam jenis tumbuhan liar pangan. 

Tapi dari enam jenis tumbuhan tersebut sangat berpengaruh dan dekat dengan kehidupan masyarakat sekitarnya misalnya sagu (Metroxylon spp.) merupakan bahan pangan utama bagi masyarakat Papua yang tinggal di daerah setempat.  

Di Papua ditemukan 20 jenis sagu. Selain sagu, tercatat juga buah yang sering dikonsumsi masyarakat sekitar kawasan hutan rawa yaitu kelubi (Eleidoxa conferta) atau nama sinonimnya Zalacca conferta. 

Buah ini tidak begitu enak dimakan mentah namun setelah diolah menjadi manisan merupakan buah yang banyak diminati orang. Di daerah Jambi masyarakat juga memanfaatkan getah jelutung sebagai bahan tambahan dalam pembuatan roti yang biasa disebut roti jelutung (Dyera spp.). 

Terakhir, salah satu kawasan penting di Indonesia meskipun tidak terlalu luas persebarannya adalah padang rumput atau savanna. Kawasan ini terutama dapat ditemukan di daerah Indonesia bagian timur seperti Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua. Beberapa jenis tumbuhan liar berpotensi pangan adalah lontar (Borassus flabellifer), kesambi (Schleicera oleosa) dan gebang (Corypha utan). (kho/nm) 

Pewarta: Tim Humas IPB

Editor : M.Ali Khumaini


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017