Bogor (Antara Megapolitan) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menilai pendidikan dan latihan Bela Negara penting dilakukan di seluruh jenjang perguruan tinggi dalam rangka menumbuhkan rasa nasionalisme kalangan mahasiswa.
"Kita ingin membangun anak bangsa merasa memiliki negara, lalu rasa nasionalisme harus dilakukan supaya rakyat Indonesia punya rasa semangat nasionalisme," kata Nasir usai membuka kegiatan Diklat Kader Muda Bela Negara bagi Orang Asli Papua (OAP) Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) Tahun ajaran 2017, di Pusdiklat Bela Negara, Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Nasir mengatakan, negara manapun di dunia, saat ini melaksanakan wajib militer yang diikuti seluruh pemuda dalam rangka bela negara. Indonesia sebagai satu bagsa yang merdeka, sudah lama tidak melakukan wajib militer.
"Saya merindukan masa kecil saya dulu, pernah ikut Pemiltas namanya, pendidikan militer dasar. Ternyata itu akan membangun rasa nasionalisme yang sangat tinggi," kata Nasir.
Menurutnya, dengan pendidikan dan pelatihan bela negara ini, para mahasiswa dilatih dan didik untuk cinta kepada Tanah Air dan cinta NKRI.
"Mahasiswa tetap mencintai negara melalui, pengamalan UUD 45, Pancasila sebagai ideologi Bangsa dan Bhinneka Tunggal Ika tetap dijaga. Apapun agama, suku, tetap satu membela Indonesia," kata Nasir.
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan untuk membentuk generasi muda, khususnya bagi OAP yang tergabung dalam program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) bagi Provinsi Papua dan Papua Barat, untuk dapat mengikuti Diklat Kader Muda Bela Negara.
Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) bagi Provinsi Papua dan Papua Barat adalah Program Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan yang merupakan program khusus sebagai wujud keberpihakan pemerintah untuk memberikan kesempatan bagi para putra dan putri OAP berkuliah di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Nasir mengatakan, program tersebut merupakan bentuk upaya dalam menyiapkan SDM yang berkualitas agar berkontribusi dalam pembangunan nasional.
"Program ini juga ditujukan untuk menjaga keutuhan dan memperkokoh NKRI, sejalan dengan upaya bela negara," katanya.
Tercatat 1.031 mahasiswa asli Papua ikut dalam kegiatan Diklat Kader Muda Bela Negara yang berlangsung selama satu minggu dari tanggal 18 sampai 24 Juli 2017.
Seluruh peserta Diklat tercatat sebanyak 683 OAP yang terdaftar dalam Program ADik Papua dan Papua Barat yang tersebar ke dalam 70 perguruan tinggi di Indonesia. Sisanya 347 peserta merupakan lulusan Program Afirmasi Pendidkan Menengah (ADEM).
"Dalam upaya Bela Negara, anak bangsa harus tergerak dan bergerak sesuai ladang pengabdiannya masing-masing," kata Nasir.
Nasir menambahkan, panggilan untuk Bela Negara dapat dilakukan oleh seluruh warga negara Indonesia sesuai profesinya, termasuk Kader Muda Bela Negara bagi Orang Asli Papua.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Kita ingin membangun anak bangsa merasa memiliki negara, lalu rasa nasionalisme harus dilakukan supaya rakyat Indonesia punya rasa semangat nasionalisme," kata Nasir usai membuka kegiatan Diklat Kader Muda Bela Negara bagi Orang Asli Papua (OAP) Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) Tahun ajaran 2017, di Pusdiklat Bela Negara, Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Nasir mengatakan, negara manapun di dunia, saat ini melaksanakan wajib militer yang diikuti seluruh pemuda dalam rangka bela negara. Indonesia sebagai satu bagsa yang merdeka, sudah lama tidak melakukan wajib militer.
"Saya merindukan masa kecil saya dulu, pernah ikut Pemiltas namanya, pendidikan militer dasar. Ternyata itu akan membangun rasa nasionalisme yang sangat tinggi," kata Nasir.
Menurutnya, dengan pendidikan dan pelatihan bela negara ini, para mahasiswa dilatih dan didik untuk cinta kepada Tanah Air dan cinta NKRI.
"Mahasiswa tetap mencintai negara melalui, pengamalan UUD 45, Pancasila sebagai ideologi Bangsa dan Bhinneka Tunggal Ika tetap dijaga. Apapun agama, suku, tetap satu membela Indonesia," kata Nasir.
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan untuk membentuk generasi muda, khususnya bagi OAP yang tergabung dalam program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) bagi Provinsi Papua dan Papua Barat, untuk dapat mengikuti Diklat Kader Muda Bela Negara.
Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) bagi Provinsi Papua dan Papua Barat adalah Program Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan yang merupakan program khusus sebagai wujud keberpihakan pemerintah untuk memberikan kesempatan bagi para putra dan putri OAP berkuliah di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Nasir mengatakan, program tersebut merupakan bentuk upaya dalam menyiapkan SDM yang berkualitas agar berkontribusi dalam pembangunan nasional.
"Program ini juga ditujukan untuk menjaga keutuhan dan memperkokoh NKRI, sejalan dengan upaya bela negara," katanya.
Tercatat 1.031 mahasiswa asli Papua ikut dalam kegiatan Diklat Kader Muda Bela Negara yang berlangsung selama satu minggu dari tanggal 18 sampai 24 Juli 2017.
Seluruh peserta Diklat tercatat sebanyak 683 OAP yang terdaftar dalam Program ADik Papua dan Papua Barat yang tersebar ke dalam 70 perguruan tinggi di Indonesia. Sisanya 347 peserta merupakan lulusan Program Afirmasi Pendidkan Menengah (ADEM).
"Dalam upaya Bela Negara, anak bangsa harus tergerak dan bergerak sesuai ladang pengabdiannya masing-masing," kata Nasir.
Nasir menambahkan, panggilan untuk Bela Negara dapat dilakukan oleh seluruh warga negara Indonesia sesuai profesinya, termasuk Kader Muda Bela Negara bagi Orang Asli Papua.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017