Kalsium sebagai kandungan utama cangkang telur ayam berpotensi dijadikan sumber kalsium pada tanaman. Cangkang telur banyak dihasilkan dari industri peternakan, industri makanan, dan limbah rumah tangga. Komposisi kimia dari cangkang telur ayam terdiri dari protein 1.71 persen, lemak 0.36 persen, air 0.93 persen, serat kasar 16.21 persen, dan abu 71.34 persen. 

Hasil penelitian lain juga menyebutkan kandungan pada cangkang telur terdiri atas 97 persen kalsium karbonat, sisanya fosfor, magnesium, natrium, kalium, seng, mangan, besi, dan tembaga. 

Kandungan kalsium yang cukup besar berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi bagi tanaman. Menurut hasil riset sebelumnya, serbuk cangkang telur dapat mempengaruhi tinggi batang tanaman kamboja Jepang (Adenium obesum) dan sebagai substansi kapur serta kompos pada pertumbuhan cabai merah. 

Salah satu mineral makro penting yang berperan dalam struktur pembentukan tulang, gigi pada hewan dan manusia serta dinding sel pada sel tanaman adalah kalsium. 

Bagi tanaman, kalsium berperan untuk menebalkan dinding sel, meningkatkan pemanjangan sel akar, kofaktor proses enzimatis dan hormonal, pelindung dari cekaman panas, hama dan penyakit. Kalsium yang diperlukan oleh tanaman sebesar 0.1%-5% (1.000 ppm-50.000 ppm). 

Metabolisme tanaman akan terganggu jika kekurangan kalsium. Gangguan ini muncul akibat mobilisasi kalsium terhambat dari jaringan yang lebih. Gejala ini dapat menjalar ke seluruh jaringan tanaman dan mematikan tanaman secara perlahan-lahan.  

Pada tanaman, ketersediaan nutrisi kalsium didapat dari media tanam dan pemberian  pupuk. Pupuk kalsium didapat dari pupuk kapur yang merupakan pupuk buatan. 

Namun demikian pupuk ini dinilai kurang ekonomis karena menambah biaya produksi, sedangkan penggunaan pupuk organik belum tentu dapat memenuhi kebutuhan kalsium tanaman karena zat hara pupuk beragam dan tidak terspesifikasi. Oleh karena itu, diperlukan pupuk kalsium alami yang dapat mensubtitusi penggunaan pupuk kalsium kimia tersebut. 

Dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap potensi cangkang telur sebagai sumber kalsium bagi pertumbuhan tanaman bayam dengan budidaya hidroponik. 

Tanaman bayam digunakan selain karena dapat dikonsumsi, memiliki kandungan kalsium yang tinggi sehingga diduga mudah mengikat kalsium dalam media tanamnya. 

Selain kalsium, bayam juga tinggi kadar zat besinya oleh karena itu diamati juga juga pengaruh akumulasi kalsium terhadap kadar zat besi pada bayam. Teknik hidroponik dilakukan karena lebih mudah mengamati dan mengondisikan sampel pada lingkungan yang homogen. 

Itulah latarbelakang penelitian yang dilakukan oleh Arisya Febrianti, mahasiswa Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor (FMIPA-IPB) tentang pemanfaatan cangkang telur. Dengan judul penelitian yaitu “Pemanfaatan Cangkang Telur Ayam sebagai Penambah Nutrisi Kalsium pada Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor L.) dengan Budidaya Hidroponik”. 

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium dan Kebun Pusat Studi Biofarmaka, pada bulan Maret 2015 hingga Januari 2016. 

Cangkang telur yang digunakan dicuci, dipisahkan dari membran bagian dalam, dikeringkan dengan oven dan selanjutnya diblender hingga menjadi serbuk cangkang telur (SCT). Kemudian dilakukan pengamatan pertumbuhan bayam yang ditanam selama 4 minggu dengan formulasi larutan SCT dan pupuk hidroponik AB Mix menggunakan kombinasi perlakuan 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa cangkang telur dapat dimanfaatkan sebagai penambah nutrisi kalsium pada tanaman  bayam hijau. Semakin tinggi konsentrasi perlakuan semakin tinggi akumulasi kalsium dan zat besi pada bayam. 

Akumulasi kalsium pada bayam menyebabkan berkurangnya kadar air dan bertambahnya kadar abu. Akumulasi kalsium yang tinggi memicu pertumbuhan tinggi tanaman dan pertambahan jumlah daun pada bayam. 

Kadar kalsium tertinggi didapatkan pada bayam dengan konsentrasi perlakuan 300 ppm, yaitu sebesar 15.740 g/Kg bayam. Penambahan konsentrasi cangkang telur sebanyak 300 ppm dalam media tanam menambah akumulasi kalsium sebesar 0.21 persen. (at/zul)  

Pewarta: Tim Humas IPB

Editor : M.Ali Khumaini


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017