Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengimbau masyarakat Kabupaten Bogor untuk selalu mewaspadai mengenai kemungkinan terjadinya bencana alam meski di musim kemarau.
Bey saat meninjau kerusakan dampak puting beliung di Desa Cimayang, Pamijahan, Kabupaten Bogor, Selasa, menyebutkan bahwa di Bogor dan beberapa darah lain masih memungkinkan terjadi hujan lebat meski di tengah-tengah musim kemarau.
"Ini kan terjadi hujan, itu artinya walaupun kita memasuki musim kemarau, tetap hati-hati masyarakat. Di daerah tertentu bahkan bisa terjadi hujan ekstrem dan itu harus hati-hati," ungkap Bey.
Baca juga: Pemkab Bogor catat ratusan rumah warga rusak akibat puting beliung di Pamijahan
Ia meminta masyarakat untuk mencari tempat berteduh yang aman ketika terjadi hujan lebat.
"Dan kita sampaikan kepada pengembang ini kalau membangun itu yang kokoh, jangan sampai ada puting beliung, berakibat fatal. Ini hanya sebentar hujannya," ujarnya.
Ia mengungkapkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat baru saja menggelar rapat penanganan kekeringan, tercatat ada sebanyak satu kabupaten berstatus tanggap darurat kekeringan, dan 12 kabupaten/kota lainnya berstatus siaga.
"Apalagi Jawa Barat ini rawan bencana, jadi kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat sangat diperlukan," kata Bey.
Baca juga: Ketua DPRD Bogor pastikan Pemkab bertindak cepat tangani dampak puting beliung
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logitik BPBD Kabupaten Bogor M Adam Hamdani menyebutkan peristiwa angin puting beliung di Desa Cimayang, Pamijahan menelan dua korban jiwa.
Adam mengungkapkan bahwa dua korban tersebut yaitu Pendi (45) dan Wanto (40). Keduanya meninggal dunia setelah tertimpa reruntuhan bangunan.
"Selain Pendi dan Wanto, ada empat korban lain yang mengalami luka-luka. Korban seluruhnya enam orang. Saat ini sudah dibawa ke RSUD Leuwiliang," kata Adam.
Baca juga: Ketua DPRD Bogor Rudy Susmanto beri bantuan korban puting beliung Pamijahan
Peristiwa nahas tersebut terjadi pada Senin (2/9) petang saat cuaca di sebagian besar wilayah Kabupaten Bogor mengalami hujan lebat disertai angin kencang.
"Korban dalam penanganan IGD, yaitu Suyoto, Iman Gojali, Tofik dan Wiwaluyo," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Bey saat meninjau kerusakan dampak puting beliung di Desa Cimayang, Pamijahan, Kabupaten Bogor, Selasa, menyebutkan bahwa di Bogor dan beberapa darah lain masih memungkinkan terjadi hujan lebat meski di tengah-tengah musim kemarau.
"Ini kan terjadi hujan, itu artinya walaupun kita memasuki musim kemarau, tetap hati-hati masyarakat. Di daerah tertentu bahkan bisa terjadi hujan ekstrem dan itu harus hati-hati," ungkap Bey.
Baca juga: Pemkab Bogor catat ratusan rumah warga rusak akibat puting beliung di Pamijahan
Ia meminta masyarakat untuk mencari tempat berteduh yang aman ketika terjadi hujan lebat.
"Dan kita sampaikan kepada pengembang ini kalau membangun itu yang kokoh, jangan sampai ada puting beliung, berakibat fatal. Ini hanya sebentar hujannya," ujarnya.
Ia mengungkapkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat baru saja menggelar rapat penanganan kekeringan, tercatat ada sebanyak satu kabupaten berstatus tanggap darurat kekeringan, dan 12 kabupaten/kota lainnya berstatus siaga.
"Apalagi Jawa Barat ini rawan bencana, jadi kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat sangat diperlukan," kata Bey.
Baca juga: Ketua DPRD Bogor pastikan Pemkab bertindak cepat tangani dampak puting beliung
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logitik BPBD Kabupaten Bogor M Adam Hamdani menyebutkan peristiwa angin puting beliung di Desa Cimayang, Pamijahan menelan dua korban jiwa.
Adam mengungkapkan bahwa dua korban tersebut yaitu Pendi (45) dan Wanto (40). Keduanya meninggal dunia setelah tertimpa reruntuhan bangunan.
"Selain Pendi dan Wanto, ada empat korban lain yang mengalami luka-luka. Korban seluruhnya enam orang. Saat ini sudah dibawa ke RSUD Leuwiliang," kata Adam.
Baca juga: Ketua DPRD Bogor Rudy Susmanto beri bantuan korban puting beliung Pamijahan
Peristiwa nahas tersebut terjadi pada Senin (2/9) petang saat cuaca di sebagian besar wilayah Kabupaten Bogor mengalami hujan lebat disertai angin kencang.
"Korban dalam penanganan IGD, yaitu Suyoto, Iman Gojali, Tofik dan Wiwaluyo," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024